Mohon tunggu...
Salman Gafur
Salman Gafur Mohon Tunggu... Ahli Gizi - pekerja cahaya

300 tahun kita dibodohi penjajah, saatnya kita merdeka dalam berpikir

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Logika Pembangunan Anak Sipil

31 Agustus 2018   22:25 Diperbarui: 31 Agustus 2018   23:01 1073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir-akhir ini saya seringkali mendapat broadcast message dari saluran komunikasi jejaring seperti Whatsapp maupun BBM. Baik berupa narasi maupun dalam bentuk meme. Semuanya itu tentang Pilpres 2019.

Teman-teman yang pro dengan gerakan #2019GantiPresiden membeberkan narasi dan infografis tentang kenapa kita harus ganti presiden. Begitu juga kawan-kawan yang pro dengan pemerintahan hari ini, bermacam alasan disampaikan kenapa Jokowi harus menjadi presiden RI untuk kedua kalinya.

Tapi yang memantik rasa penasaran saya adalah meme yang mengumbar kesuksesan Jokowi dalam pembangunan dalam masa empat tahun menjabat. Dituliskan di dalam gambar tersebut Jokowi berhasil embangun 300 bendungan, 180 bandara baru, 897 tol baru, dan semuanya sukses. Apa iya piker saya.

Rasa penasaran saya tersebut saya bawa ke ruang diskusi warung kopi dengan teman-teman yang berlatar belakang teknik sipil maupun teman-teman yang hari ini bekerja di bidang-bidang konstruksi. Alhasil, semua tertawa.

"Mengerjakan sebuah proyek pembangunan itu tidak seperti membangun 1000 candi dalam satu malam seperti Bandung Bondowoso, Bro," kata teman-teman saya sembari tertawa.

Teman-teman saya menjelaskan, untuk membangun sebuah proyek infrastruktur membutuhkan waktu yang panjang. Salah seorang teman saya mencontohkan, untuk membangun sebuah bandara saja kajian kelayakan lokasinya saja dibutuhkan waktu paling tidak 5 tahun. Belum lagi nantinya faktor sosial, masterplan, dan perencanaan teknis. Singkat cerita, tidak mungkin sebuah pembangunan bisa diselesaikan dalam 3-4 tahun atau satu periode jabatan saja.

Ketika itu saya baru paham, kenapa ada istilah RPJP dan Repelita di masa orde baru. Ternyata pembangunan tidak bisa dilakukan sekaligus. Pembangunan harus dilakukan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan masa kini tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dari generasi yang akan datang.

Usut demi usut, ternyata keberhasilan yang hari ini dinikmati Jokowi sebagai bahan pencitraannya tersebut merupakan produk Masterplan for Acceleration and Expansion of Indonesia's Economic Development (MP3EI) warisan Presiden RI ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Dengan segudang warisan dan cadangan devisa yang ditinggalkan, Jokowi seharusnya berterima kasih kepada SBY. Karena tanpa SBY, belum tentu Jokowi bisa menikmati pencitraan dari gunting-gunting pita di acara peresmian proyek pembangunan baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun