Literasi digital adalah kemampuan individu untuk mengakses, memahami, menilai, dan menggunakan informasi yang tersedia dalam internet yang ada di media sosial dengan tepat, aman, dan efektif. Literasi digital melibatkan keterampilan yang tidak hanya terbatas pada penggunaan perangkat teknologi seperti komputer, gawai, atau tablet, tetapi juga mencakup pemahaman tentang bagaimana informasi dipublikasikan, disebarluaskan, dan digunakan di internet. Literasi digital dan teknologi informasi dan komunikasi memiliki keterkaitan yang erat karena keduanya saling melengkapi. Teknologi informasi dan komunikasi  memberikan alat dan sumber daya untuk berinteraksi dengan dunia digital, sedangkan literasi digital memberikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menggunakan teknologi tersebut dengan bijak dan efektif. Literasi digital tidak hanya sekedar keterampilan menggunakan fitur digital yang ada di internet, tetapi juga mencakup pemahaman dan kemampuan untuk mengontrol dunia digital yang semakin luas dan banyak, termasuk dalam hal informasi, interaksi, serta komunikasi.Â
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini sudah di masa yang sangat canggih, sampai-sampai kita tidak dapat terlepas dari gadget. Munculnya internet tentu saja untuk memudahkan manusia dalam mencari dan menyebarkan informasi dengan cepat dan tepat, dengan hal ini sudah dapat dipastikan informasi yang beredar di internet sangat banyak. Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sudah sampai di zaman canggih ini sehingga memberikan pengaruh pada literasi di internet. Kemampuan literasi pun sekarang ini juga ikut berkembang menjadi literasi digital. Literasi digital tidak hanya melibatkan kegiatan membaca, tetapi juga dibutuhkan proses berpikir kritis agar tidak menelan mentah-mentah dalam menerima informasi yang ada di internet. Tanpa literasi digital yang baik, meskipun seseorang memiliki akses ke teknologi informasi dan komunikasi, ia mungkin akan kesulitan memanfaatkan teknologi secara optimal, baik untuk tujuan pribadi, pendidikan, maupun profesional. Di sisi lain, literasi digital yang tinggi memungkinkan individu untuk memahami dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan cara yang bertanggung jawab, aman, dan produktif.Â
Berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam literasi digital agar tehindar dari berita hoax karena berita hoax di Indonesia selalu ada ibaratkan dunia yang tidak ada ujungnya, terutama pada generasi muda di zaman ini. Masyarakat Indonesia terutama generasi muda masih perlu bimbingan dari generasi tua karena mereka masih rawan dalam menerima berita hoax yang beredar. Data Kemenkominfo menyebutkan bahwa ada sekitar 800.000 situs di Indonesia yang terindikasi sebagai penyebar informasi palsu. Pada 2014 saja, terdapat 761.126 situs yang  diblokir  karena  konten  berita  palsu.  Pada  2015  angkanya  terus  naik  hingga mencapai 766.394 situs. Melengkapi data tersebut, menurut The Jakarta Post, sejak 2008 lalu  sebanyak  144  orang  telah  diproses  hukum  karena  kasus ujaran  kebencian dan peredaran berita palsu di kalangan media sosial.
Oleh karena itu, di zaman sekarang ini, berpikir kritis sangat diperlukan agar kita tidak mentah-mentah dalam menerima informasi yang beredar di media sosial. Apabila kita tidak selektif dalam mencari informasi, kita akan terbawa arus negatif. Semakin kita selektif dalam mencari informasi, semakin kecil kemungkinan kita dalam menerima informasi hoax di internet. Dengan adanya literasi digital di zaman canggih sekarang ini memaksa kita untuk mengasah kemampuan kita untuk bersikap kritis dalam menggunakan media sosial. Untuk meningkatkan literasi digital dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu mengembangkan kesadaran diri untuk berpikir kritis, lebih rajin untuk melakukan riset berita, dan mencari informasi sebanyak-banyaknya dengan tema berita yang sama untuk mencari kebenaran info. Dengan ini, literasi digital merupakan solusi terbaik untuk mencegah berita hoax guna meredakan banyaknya berita hoax di internet untuk dunia berita Indonesia yang lebih maju.
REFERENSI
Kharisma, H. V., (2017). Literasi Digital Di Kalangan Guru SMA Di Kota Surabaya. https://repository.unair.ac.id/68421/
Irhandayaningsih, A., (2020). Pengukuran Literasi Digital Pada Peserta Pembelajaran Daring di Masa Pandemi COVID-19. https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/anuva/article/view/8073
Restianty, A., (2018). Literasi Digital, Sebuah Tantangan Baru Dalam Literasi Media. https://ejournal.upi.edu/index.php/gunahumas/article/view/28380/12849#
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI