Mohon tunggu...
Salman Fariz
Salman Fariz Mohon Tunggu... Freelancer - Jurnalis Lepas

Penulis adalah seorang jurnalis lepas yang berbasis di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Insha Membuktikan Bahwa Obesitas Bukan Masalah untuk Menjadi Gadis Maraton Kashmir

26 September 2022   09:03 Diperbarui: 26 September 2022   09:07 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelari Insha Wadoo dari kota Srinagar, India. | Sumber: newsvibesofindia.com

Oleh Salman Fariz

Pada tahun 2008, ia adalah seorang gadis yang berusia 15 tahun dengan berat badan 82 kilogram, jauh lebih berat dari berat normal anak seusianya. Ibunya memotivasinya untuk menjadi "gadis maraton" untuk mengurangi berat badannya yang berlebihan.

Ia tidak lain adalah Insha Wadoo dari daerah Hassibhat Rainawari di Srinagar, Jammu dan Kashmir (J&K). Saat ini, ia berusia 29 tahun dengan berat badan 49 kilogram.

Bagaimana ia melakukannya?

Ibunya Tasleema memintanya untuk berjalan untuk mengurangi berat badannya tetapi ia terus belajar bersepeda dan berlari dan menjadi gadis maraton Kashmir.

"Karena gemuk, dengan berat 82 kg, ibu saya mendesak saya untuk pergi jalan-jalan biasa, setelah ia bersikeras saya pergi ke Badamwari, sebuah kebun almond di Rainawari dan mulai berjalan secara teratur," kata Insha kepada surat kabar Rising Kashmir beberapa waktu lalu.

Tapi ia tertarik untuk bersepeda dan berlari yang kemudian mengubah hidupnya.

Ia berangkat pagi-pagi sekali dengan sepedanya dan menuju Badam Wari, kebun almond, di Rainawari. Ia berlari 7 km pada hari kerja dan 25-30 km di akhir pekan.

Melihat Insha, berlari-lari di jalanan Rainawari di Srinagar dengan perlengkapan lari yang tampak sederhana, adalah hal biasa bagi penduduk setempat.

Banyak orang tidak menyukai keputusannya untuk menjadi seorang pelari. Tapi moral Insha tinggi.

"Saya tidak keberatan orang-orang mengkritik saya karena saya seorang wanita dan seorang atlet," ujar Insha kepada situs web New Vibes of India.

Lari sudah menjadi bagian dari hidupnya.

"Berlari berarti segalanya bagi saya. Saya ingin berlari sepanjang hidup saya dan bahkan pikiran untuk tidak bisa berlari membuat saya merinding. Itu salah satu dasar hidup saya -- makan, minum, tidur dan berlari," ungkap Insha.

Insha berterima kasih kepada ibunya yang mendorongnya untuk mengejar karir olahraga.

"Beberapa kerabat akan mengomentari pilihan saya untuk berolahraga, tetapi ibu saya mendorong saya untuk tetap fokus dan bekerja keras. Ia memberikan saya kepercayaan diri," tutur Insha kepada surat kabar Hindustan Times baru-baru ini.

Ia mulai berlari pada tahun 2010 dan tidak pernah melihat ke belakang sejak itu.

"Saya mulai berlari selama hari-hari sekolah saya. Saya tidak memiliki pelatih waktu itu; juga tidak memiliki idola untuk diikuti. Tapi sekarang setelah memenangkan serangkaian acara individu, saya ingin berlari seperti atlet hebat PT Usha," kata Insha.

Ia menyebut atlet wanita hebat India Usha dari negara bagian Kerala, yang memenangkan empat medali emas Asia dalam lari.

Insha dilatih oleh Khurshid Ahmad Bhat, yang juga membantunya secara finansial.

"Khurshid Ahmad Bhat melatih saya selama 10 tahun. Ia suka mengeluarkan uang dari sakunya untuk membantu saya. Ada saatnya ketika saya berjuang demi baju olahraga atau sepasang sepatu. Ia pikir saya memiliki potensi untuk unggul dan terus mendorong saya," papar Insha kepada Hindustan Times.

Saat berlatih, ia berlatih dengan atlet pria yang membantunya bersaing dengan atlet wanita.

"Untuk memperkuat ketahanan fisik saya, saya berlatih dengan laki-laki," jelas Insha kepada Rising Kashmir.

Ia memenangkan kejuaraan pertamanya pada tahun 2010 yang mencakup jarak 5 km di mana ia mendapatkan juara pertama. Perlombaan ini diselenggarakan oleh klub olahraga lokal dari Khir Bhawani hingga Ganderbal.

"Dalam maraton mini itu, saya dianugerahi uang tunai Rs 5.000 [AS$61,53], juicer mixer dan grinder, piala dan sertifikat. Sejak itu, saya tidak pernah melihat ke belakang, dan saya akan melanjutkan perjalanan maraton saya selama sisa hidup saya," kata Insha dan menambahkan bahwa orang-orang yang pada awalnya mengkritik dan mengecilkan hati saya, sekarang akan menghargai dan memuji saya.

Pada tahun 2010, ia memenangkan maraton Srinagar 10 km pertamanya yang diselenggarakan oleh Shaheen Sports Syndicate.

Pada tahun 2011 ia memenangkan edisi lain dari maraton Srinagar. Di tahun 2012 ia memenangkan lomba jalan dan sepeda tahunan perguruan tinggi wanita. Ia memenangkan penghargaan atlet terbaik tahun ini dengan memenangkan 100 m, 400 m, 800 m dan 1.500 m road race.

Pada tahun 2013, ia memenangkan maraton Srinagar untuk ketiga kalinya berturut-turut. Insha memenangkan perlombaan jalan perguruan tinggi tahunan selain memenangkan atlet perguruan tinggi terbaik untuk kedua kalinya. Pada tahun 2014, ia memenangkan perlombaan jalan raya dan balap sepeda tahunan ketiga kalinya berturut-turut dan memenangkan atlet terbaik untuk ketiga kalinya.

Pada tahun 2015, ia memenangkan Kashmir Cyclothon "Pedal for Kashmir", ia mengantongi tempat ketiga dalam "First International Marathon" di mana dua posisi pertama diraih oleh atlet Kenya.

Pelari Insha Wadoo | Sumber: Waseem Andrabi/Hindustan Times
Pelari Insha Wadoo | Sumber: Waseem Andrabi/Hindustan Times

Pada tahun 2016, ia berpartisipasi dalam lari Ultra bersama Pat Farmer ultra-maraton Australia dari Banihal ke Nishat Garden di tepi Danau Dal, menempuh jarak 110 kilometer yang merupakan pencapaiannya yang tak terlupakan.

"Farmer datang berlari dari Kanyakumari dan kami pergi untuk menyambutnya di Banihal sebelum berlari ke Taman Nishat. Saya adalah satu-satunya wanita di antara enam atlet yang berlari bersamanya," kata Insha kepada Rising Kashmir.

Meski memiliki banyak prestasi dalam karir olahraga, Insha berasal dari keluarga yang miskin.

Anak ketiga di antara saudara-saudaranya, Insha adalah putri sopir taksi Abdul Rashid Wadoo di Srinagar.

Insha meraih gelar B.Sc dalam Ilmu Rumah Tangga dari Government Women's College MA Road dan mendapatkan gelar BP Ed-nya dari Sekolah Pendidikan Jasmani Ganderbal.

Pada tahun 2017, Insha dianugerahi Rs 30.000 oleh Noble Foundation. Namun, tamu utama dan mantan pemain kriket Navjot Singh Sidhu, yang terkesan dengan penghargaan Insha dan latar belakangnya yang sederhana, memberinya Rs 1 Lakh (Rs 100.000).

Sejak 2019, ia bekerja sebagai guru pendidikan jasmani. Ia melatih anak-anak sekolah dalam atletik, bersepeda, bola voli, kho-kho dan olahraga-olahraga lainnya. 

Insha telah bekerja sangat keras untuk mencapai lebih banyak prestasi dalam karir olahraganya. Semoga Insha bisa menjadi motivator dan inspirasi bagi para gadis yang bermasalah dengan berat badannya.

Penulis adalah seorang jurnalis lepas yang tinggal di Bekasi, Jawa Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun