Pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan konsep development by the people di dalam mengurai pemasalahan sosial ternyata mampu berdampak pada keberlangsungan program yang lebih sustainable. Karena program dijalankan berdasarkan kesadaran dari masyarakat lokal itu sendiri yang notabene lebih memahami potensi dan kendala yang ada di wilayahnya.
Organisasi zakat sebagai insitusi yang hingga kini telah banyak menggulirkan program pemberdayaan berbasis potensi lokal. Salah satunya dilakukan dengan mengirimkan para da’i yang bertugas mempercepat proses kemandirian masyarakat melalui pendekatan wawasan keagamaan seiring dengan kearifan lokal yang ada.Karenanya, dibutuhkan pembekalan yang terpadu antara pengetahuan teoritis hingga praktis kepada mereka.
Berbasis pengalaman selama 12 tahun sebagai lembaga yang fokus pada aktivitas pelatihan, advokasi, riset, kajian mengenai pemberdayaan masyarakat, kali ini IMZ bekerjasama dengan LAZNAS BSM Ummat untuk berikhtiar memperluas pergerakan agen perubahan di ranah pemberdayaan dengan menggandeng beberapa organisasi zakat melalui Program Dai Pemberdaya. Program yang berlangsung selama 1 tahun dengan komposisi pelatihan & pendampingan. Diawali dengan sesi pelatihan berlangsung sejak tanggal 14 hingga 17 November 2011 bertempat Desa Buanajaya, Bogor. Dalam empat hari tersebut peserta diajarkan konsep dasar Participatory Rural Appraisal (PRA) sebagai bekal menginisiasi program pemberdayaan di daerah asal mereka. Nana Mintarti selaku Direktur IMZ dalam acara pembukaan program tersebut di IMZ menegaskan “salah satu output dari program ini ialah peserta diharuskan membuat Proposal Program Pemberdayaan yang logis dan sistematis”.
Tak hanya itu, setelah sesi pelatihan, peserta akan mendapatkan pendampingan program berupa Focus Group Discussion yang diadakan per lima bulan selama setahun agar peserta saling bertukar pengalaman serta mendapat arahan dari Fasilitator untuk optimalisasi program yang tengah dijalankan. LAZNAS BSM Ummat sebagai pendukung utama program ini telah menyiapkan bantuan pendanaan untuk lima proposal program terbaik yang digagas oleh peserta. “Program ini bertujuan untuk mengoptimalkan peran da’i di masyarakat agar tidak hanya mengajarkan ibadah ritual yang baik kepada masyarakat binaan, namun secara konkrit mampu mensyiarkan Islam sebagai ajaran yang menjunjung tinggi kemandirian atas hasil kerja keras tangan sendiri” ujar Dedi Zulkarnaen selaku Kepala Divisi Pendayagunaan LAZNAS BSM Ummat dihadapan 20 orang peserta program yang berasal dari berbagai Organisasi Zakat dan Sosial di berbagai daerah. Tercatat DPU DT Jakarta, BAZ Kota Bontang, LAZ Chevron – Riau, Al Azhar Peduli Ummat, Baitul Maal Hidayatullah, LAZ Zakat Sukses, PP Muhamadiyah Kota Bandung, Dompet Ummat - Kalimantan Barat, LAZISWA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Yayasan Sa'adah El Hayaah, Yayasan Media Amal Islami serta Yayasan Nahwa Nur adalah lembaga yang telah lolos seleksi untuk berkesempatan mengutus da’i nya mengikuti program ini secara gratis.
Semoga dengan ikhtiar Program Da’i Pemberdaya, potensi seorang pendakwah tak hanya sebatas memberikan nasihat kesalehan vertikal, tetapi juga dapat memberdayakan masyarakat untuk mampu tegap mandiri. Insya Allah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H