Sekartani, merupakan salah satu iconic bak taman di Kelurahan Petompon. Letak Sekartani ini jelas berada tepat di depan Kantor Kelurahan Petompon. Sekartani menjadi salah satu proklim (Program Kampung Iklim) yang masuk dalam kategori 8 besar saat mengikuti lomba yang diadakan oleh DLH (Dinas Lingkungan Hidup) di tingkat Kota Semarang. Â
Dalam meminimalisir limbah plastik, KKN MIT Posko 22 UIN Walisongo Semarang gelar acara pelatihan ecobrick dengan menggandeng organisasi setempat seperti UMKM, PKK, Karang Taruna, dan POKTAN (Kelompok Tani).
"Output dari pelatihan ecobrick menghasilkan suatu produk yang dimana tidak hanya berguna untuk dalam ruangan saja, namun bisa dimanfaatkan juga sebagai produk di luar ruangan. Seperti bangku taman yang akan dibuat di Sekartani ini." Jelas Evie Wijayanti, selaku koordinator Divisi Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif KKN MIT Posko 22.
Dra. Eko Gustini Wardani Pramukawati sebagai narasumber yang ikut memantau dan mengatur berjalannya kegiatan pelatihan ecobrick tersebut.
"Pembuatan ecobrick luar ruangan ini tergolong unik, karena tidak hanya menggunakan bahan-bahan seperti semen dan pasir, melainkan banyak bahan tambahan seperti jerami, kotoran sapi, dan tanah liat. Semua bahan tersebut dicampur menjadi satu, tetapi dalam proses pembuatannya memang membutuhkan tenaga murni dan tidak menggunakan mesin pembantu sama sekali." Jelas Eko, selaku narasumber.
Tak hanya itu, selain produk dari luar ruangan, Mahasiswa KKN MIT Posko 22 UIN Walisongo Semarang juga menghasilkan produk dalam ruangan seperti meja dan kursi. Total yang dihasilkan sebanyak 3 produk di dalam ruangan, dan 2 produk untuk bangku taman Sekartani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H