Mohon tunggu...
Salman Alfarizi
Salman Alfarizi Mohon Tunggu... Guru - Saya adalah guru di SMAN 1 Batulayar yang masih belajar menulis untuk dituangkan disini untuk kemajuan kita semua, semoga bermanfaat dan memberikan inspirasi untuk Kita semua, Amiiin.

Membaca buku perkembangan, pengembangan diri dan novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Sosial

13 Maret 2023   16:29 Diperbarui: 13 Maret 2023   16:40 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media sosial tidak akan ada habisnya dengan informasi yang ingin kita  dapatkan. Informasi dari belahan dunia  manapun akan kita dapatkan secepat ujung jari yang bekerja. Tapi sayangnya informasi tehnologi (IT) yang didapatkan pasti akan berakibat positif dan negatif bagi penggunanya. Akan positif bagi yang menggunakannya kejalan yang benar dan lurus untuk keperluan yang baik-baik bagi yang soleh dan solehah, seperti membuka youtube, facebook, Instagram tictok dan lain-lain  untuk pengajian, dakwah dan menyebarkan kebaikan bagi rahmatan lilalamin. 

Tapi tidak sebaliknya bagi yang berbuat negative atau jahat akan memanfaatkan media sosial atau medsos atau apalah namanya untuk dijadikan sapi perah atau untuk mendapatkan mangsa kejahatan untuk berbuat keburukan seperti yang lagi ramai-ramai adanya pinjaman online (pinjol) yang begitu marak terjadi hanya dengan ketukan jari dan mengirimkan identitas. Kita sekarang harus pandai-pandai memilah dan memilih informasi yang kita serap. Penipuan tidak mengenal umur,gelar, pendidikan dan lain-lain. 

Seperti yang terjadi pada saya, beberapa belas tahun yang lalu sekitar tahun 2005 terjadi penipuan yang menjanjikan akan mendapatkan hadiah berupa mobil, siapa yang tidak tertarik hanya manusia tidak normal saja yang tidak tertarik he he. Itu adalah efek negative dari dunia maya yang terjadi zaman sekarang ini atau dikenal dengan istilah generasi z (milenial)  industry 4.0 atau apalah namanya. Karena kejahatan terjadi karena ada niat dan kesempatan (kata bang napi waspadalah waspadalah ). 

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi seperti yang saya sebutkan diatas adalah karena kemiskinan, tapi saya kurang setuju memakai kata "kemiskinan", mungkin ada yang lebih soft atau halus kurang beruntung. Kecemburuan sosial yang terjadi bisa didapatkan  begitu mudahnya dengan cara melihat di televisi ( baca rekening gendut) perkara benar atau tidak itu ranah hakim yang memutuskan apakah dia bersalah atau tidak semoga tidak benar dia korupsi . Semoga bacaan ringan ini bisa bermanfaat untuk kita semua. Amiiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun