Mohon tunggu...
Tentang Kita dan Anak
Tentang Kita dan Anak Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan Karakter Anak

Talk about #parenting #charactereducation #fitrahbasededucation #techeducation #techenthusiast Pemuda Berdampak 2022 | Peringkat II KTI tentang Pendidikan Karakter Anak | Fasilitator Dampak Sosial Indonesia 2022 | Pegiat Pendidikan Karakter Anak | Awardee Beasiswa Zillenial Teacher 2022 | Awardee Beasiswa IMN 2023 | Awardee Beasiswa kitabisa.com 2023 | Awardee Beasiswa Wardah Inspiring Teacher 2023 | Sustainability Enthusiast | Tech Ethusiast | President of @sekolahinspirasi.id | ICT Teacher of @sekolahglobalmandirijakarta | Character Education Activist of @sekolahguruindonesia

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Memilih yang Dibutuhkan Anak atau Disukai anak?

6 Januari 2024   23:56 Diperbarui: 7 Januari 2024   00:12 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anaknya suka kok, ikuti saja sebanyak mungkin kegiatan untuk mereka!!!

Dalam pendidikan anak usia dini, fokusnya bukan hanya apa yang disukai anak tapi apa yang dibutuhkan anak. Memang benar perkembangan otak di usia tersebut sangat pesat. Tapi bukan berarti harus dimasukan sebanyak-banyaknya informasi untuk memanfaatkan "golden period/golden age".

Tahukah, meskipun proses sambungan synapsisnya lebih cepat di usia 2-6 tahun juga ada proses synaptic pruning. Dimana sambungan saraf yang tidak/jarang terpakai akan rontok dan yang sering terpakai akan semakin kuat ditandai dengan "mudah ingat, mudah lupa".

Jadi kira-kira untuk apa "menginstall" sesuatu yang tidak digunakan anak dalam kesehariannya?

Ada fenomena bayi jenius, balita juara, anak hebat, dan sebagainya tapi yang dipakai adalah standar-standar pencapaian orang dewasa. Katanya "anaknya suka kok" tahukah yang paling disukai anak usia dini itu apa? Berdekatan dan menyenangkan orangtuanya sehingga ketika kegiatan-kegiatan itu terlihat menyenangkan orangtua. Orangtua tertawa, tepuk tangan dan menunjukkan berbagai ekspresi positif lainnya sebagai seseorang yang bucin tingkat tinggi, anak akan mau melakukannya lagi dan lagi.

Jadi, anaknya beneran senang atau senang karena melihat orangtuanya senang? lalu, kalau beneran senang. "Apakah stimulus tersebut dibutuhkan anak?" seberapa terpakai kemampuan tersebut di keseharian anak? karena jika tidak terpakai, synapsis yang sudah tersambung juga bisa "putus" lagi.

Rata-rata anak usia dini itu tidur bisa 11-16 jam perhari tergantung usia anak, dipotong makan/menyusui, mandi, anak ngereog, orangtua ngereog dan drama lainnya. Sisa berapa jam yang efektif? Lalu stimulus apa yang lebih dibutuhkan untuk anak usia dini?

Sistem saraf manusia terbagi menjadi : fungsi sensorik, fungsi integratif, fungsi motor.

Fungsi sensorik terjadi ketika tubuh menerima rangsangan melalui indera (penglihatan, pendengaran, peraba, pengecapan, penciuman, keseimbangan, gerak otot) lalu diproses pada sistem saraf pusat (fungsi integratif), kemudian saraf pusat mengolah "informasi" tersebut dan mengirim informasi sehingga fungsi motor bekerja sesuai rangsangan yang diterimanya.

Misal: ketika anak dipanggil namanya bagaimana responnya? Ketika anak memegang sesuatu yang dingin atau panas bagaimana responnya? Ketika bajunya basah bagaimana responnya?

Semakin besar, respon ini akan dipelajari anak dari apa yang dirasakan dan dilihat/dicontohkan.

Anak bayi yang memegang mangkuk panas mungkin hanya kaget atau nangis. Tapi lama-lama dia belajar untuk menyentuhnya sedikit dulu atau menggunakan alas pada tangannya agar tidak panas dan Pelajaran lainnya.

Atau ketika bajunya basah anak akan merasa tidak nyaman, si bayi menangis, usia 1-2 tahun dia minta ganti baju, usia 3-4 tahun jika dibiasakan menganalisa terlebih dulu dia akan menganalisa secara sederhana basah yang sebanyak apa yang perlu ganti baju?

Stimulus-stimulus diatas mungkin sederhana dan remeh untuk kita, tapi tidak untuk anak-anak. Semua kemampuan-kemampuan ini menyambungkan sarafnya yang jika semakin sering dilakukan akan memperkuat sambungannya dan sebagai "bekal" untuk perkembangan selanjutnya. Jadi, semua ada waktunya, semua ada tahapannya. Slow down, parents.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun