Mohon tunggu...
Salma Naila Mumtaz
Salma Naila Mumtaz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya memiliki ketertarikan dalam hal menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Retorika dan Komunikasi pada Era Media Konvergensi

30 April 2024   14:29 Diperbarui: 30 April 2024   14:52 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syamsul Yakin dan Salma Naila Mumtaz (Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) /dok. pri

Istilah "retorika" mengacu pada pengetahuan retorika yang efektif dan ringkas dalam komunikasi. Istilah ini berasal dari bahasa Inggris, tetapi juga memiliki akar dari bahasa Latin.

Sebaliknya, komunikasi didefinisikan sebagai proses penyampaian informasi (pesan) dari pengirim atau komunikator kepada penerima atau komunikan melalui media (saluran) tertentu. 

Melalui keputusan pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media konvergensi, adalah beragam retorika dan komunikasi.

Saat ini, konvergensi media dibagi menjadi dua kategori, yaitu media lama dan media baru. Contoh dari media lama seperti radio, televisi, dan surat kabar. Sementara media baru, seperti Facebook, YouTube, Instagram, Twitter, Tiktok, dan lain sebagainya.

Sebaliknya, komunikasi dapat dianggap sebagai pengetahuan yang rasional, empiris, logis, dan berpotensi beragam. Sebagai sebuah jenis berbicara retorika memenuhi unsur retorika. 

Sebagai suatu jenis pengajaran, retorika dapat dipelajari melalui metode negosiasi, kompromi, dan membiasakan diri dalam pelajaran tertentu dengan penuh disiplin. 

Dengan cara ini, ahli retorika juga terlibat dengan komunikator yang perlu memiliki pengetahuan, kecerdasan, dan ketekunan untuk membangun komunikasi dengan komunikan. 

Seorang komunikator yang memiliki kecerdasan, kepekaan, dan ketekunan memiliki beberapa indikator. Pertama, pesan yang disampaikan jelas, ringkas, dan menarik. Kedua, saran yang diberikan berdasarkan studi kasus atau skenario tertentu. Ketiga, kalimat yang disampaikan bersifat analitis atau dapat ditafsirkan sebagai estetika atau memenuhi selera. 

Terlepas dari proses penelitian, hasil penelitian menunjukkan bahwa retorika dan komunikasi merupakan hal yang penting. Ketika retorika muncul dari keinginan untuk memengaruhi pendapat adiens, partisipasi audiens, dan komunikasi audiens

Bersama-sama, retorika dan komunikasi menciptakan informasi yang sama di telinga komunikasi. Umpan balik komunikasi yang positif memastikan bahwa percakapan antara komunikator dan pihak lain berjalan dengan lancar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun