Mohon tunggu...
Salman Faris Alkatiri
Salman Faris Alkatiri Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

jurnalisme warga tak seribet nganunya Mario Teguh.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Indonesia Akan Lebih Maju 40 Tahun Dari Silicon Valley

18 Desember 2015   01:54 Diperbarui: 18 Desember 2015   01:54 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

INDONESIA TERTINGGAL 30 TAHUN DARI SILICON VALLEY

Lalu, apa isi surel yang saya terima tersebut?

Surel tersebut dengan kalimat awal yang terlihat dengan begitu gagahnya menuliskan kalimat “Masih belum mulai bisnis online? Tonton video bla bla bla.” Lalu saya tertegun. Mengapa masyarakat Indonesia menjadi begitu sangat konsumtif, bukan hanya dalam kategori produk dan jasa, tetapi juga dalam model bisnis? Harus kita akui bahwa prototype ini yang menjadikan Indonesia sebagai negara yang tertinggal (khususnya dalam bidang teknologi dan bisnis) 30 tahun dari sebuah kawasan industri keratif di Amerika Serikat bernama Silicon Valley. Kita memiliki begitu banyak anak muda yang kreatif dan inovatif di bangsa ini. Namun model bisnis modern ini (startup) masih sangat sedikit yang meliriknya. Dari perbincangan saya dengan beberapa teman, bahkan senior yang berasal dari bidang studi yang sama yaitu ekonomi, maupun bidang studi Teknologi dan Informasi yang berkaitan dengan bisnis ini, banyak yang masih merasa asing dengan istilah startup.

 

INDONESIA AKAN LEBIH MAJU 40 TAHUN DARI SILICON VALLEY

 

Jogja Digital Valley

Sesungguhnya, masih begitu banyak potensi bisnis kreatif dan inovatif yang bisa kita ciptakan dalam ranah startup ini. bukan hanya e-commerce dan e-commerce.

jika masih merasa kebingungan, ini beberapa langkah saya dalam melakukan riset untuk memulai bisnis startup yang sedang saya bangun bersama beberapa rekan saya.

  1. Be creative
  2. Jangan terpaku pada model bisnis yang mulai berkembang pesat di ranah domestik. Contohnya e-commerce. Jawabannya ada di atas. Riset beberapa industri kreatif di Amerika yang lebih maju 30 tahun dari negara kita, lihat yang belum pernah ada di Indonesia, pelajari potensi pasar domestik. Namun, idenya jangan diambil secara mentah. Inovasikan dengan mengoptimalkan otak kanan untuk melahirkan ide-ide baru.
  3. Gunakan google analyst untuk mencari data akurat mengenai keywordbisnis yang akan kita bangun
  4. Lihat dari sisi kondisi sosial. Apakah startup yang akan kita bangun memiliki dampak terhadap perubahan sosial? Jika startup yang kita bangun bisa menjadi problem solver bagi sebuah permasalahan sosial (contohnya gojek yang meminimalisir keterlamabatan seseorang dalam aktivitasnya karena jalanan yang macet), maka dengan sangat pesat, bisnis startup kita akan menjadi viral di kalangan masyarakat. Pangsa pasar otomatis melebar.
  5. Lihat dari kebutuhan masyarakat akan produk (aplikasi) kita. Apakah akan dipakai secara terus menerus atau hanya sekali pakai. Kalau pun sekali pakai, apakah sebagian besar masyarakat membutuhkannya?
  6. Bangun tim ramping yang di dalamnya terdapat orang-orang potensial yang mampu menjadi CEO (Chief Executive Officer) sebagai ujung tombak pengendali bisnis, CTO (Chief Technology Officer) sebagai nyawa dari bisnis aplikasi atau software yang kita buat, lalu CFO (Chief Financial Officer) sebagai pengendali keuangan. Kita harus menjadi salah satu di antara ketiga fungsi ini. Tiga posisi ini sudah sangat cukup untuk memulai sebuah startup yang merupakan perusahaan rintisan.
  7. Untuk sebuah bisnis startup atau rintisan, saya (contohnya CEO) sebagai pendiri bisnis mungkin awalnya belum memiliki dana yang cukup besar untuk menggaji pembuat aplikasi, maupun financial officer. Lakukan perundingan dan buat tawaran untuk memberikan mereka porsi saham di dalam perusahaan dalam bentuk saham intelektual.
  8. Cari inkubator atau akselarator bagi para pemula agar segala konsep dari segi bisnis maupun teknologinya menjadi lebih matang atas arahan-arahan dan ilmu yang didapatkan dari inkubator atau akselarator. Di dalam inkubator atau akselarator, kita akan menjadi sangat mudah untuk memperoleh akses ke calon-calon investor potensial maupun perusahaan-perusahaan yang bisa diajak untuk bermitra.
  9. Jika tidak atau belum ingin berurusan dalam ranah investasi finansial dengan venture capital, silakan lakukan bootstrapping atau bahasa sederhananya memulai usaha dengan modal sendri.

Jika setengah dari mahasiswa lulusan universitas di hampir seluruh Indonesia mampu membuat startup sendiri, dan kelak berhasil hingga mempekerjakan ratusan bahkan ribuan orang dalam perusahaan industri kreatifnya, saya yakin Silicon Valley akan tertinggal 40 bahkan 50 tahun dari Indonesia dalam ranah bisnis ini.

*FYI, konsep bisnis startup saya menjadi salah satu penyelamat di depan dosen penguji ketika sidang sarjana kemarin :D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun