Mohon tunggu...
Salma Mayriska Putri
Salma Mayriska Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswi Fakultas Hukum UPNVJ 2020

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Prokem pada Zaman Generasi Z

28 Desember 2020   17:12 Diperbarui: 27 April 2021   09:50 3470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kamus bahasa prokem. | pexels

Bahasa prokem adalah ragam bahasa nonformal yang lazim dipakai oleh kalangan remaja. Bahasa ini dipakai oleh kalangan remaja sebagai bahasa sandi agar tidak diketahui oleh kalangan atau kelompok lain. Penggunaannya sebagai sarana komunikasi yang sifatnya tertutup sehingga hanya dipahami oleh suatu kalangan atau kelompok itu sendiri.

Ragam bahasa prokem merupakan kata-kata tidak resmi dan tidak memiliki struktur bahasa yang benar. Kalangan tertentu biasanya membentuk bahasa ini dengan spontan dan memiliki rumus-rumus diluar kepala masyarakat umum. Bahasa prokem bersifat unik, tertutup, dan eksklusif. 

Artinya, bahasa ini bukan merupakan bahasa yang dimengerti oleh orang banyak dan tidak tertulis dalam kamus manapun. Bahasa prokem dapat dipahami dan dipelajari masyarkat diluar kalangan tertentu. Hal itu disebabkan oleh penyebaran bahasa prokem melalui interaksi atau komunikasi sesama yang membuatnya menjadi populer.

Pada zaman generasi Z ini, terbentuk banyak sekali bahasa prokem yang asing bagi kalangan terdahulu. Biasanya, kosakata baru muncul dari tongkrongan anak muda. Mereka menggunakannya agar terkesan lebih kekinian atau gaul. Berikut merupakan beberapa contoh bahasa prokem yang berkembang pada zaman sekarang:

  • Astaga = Anjir, anjay, anjoy, anjrot, njir, astaganaga
  • Asyik = Saik
  • Ayo = Kuy, skuy
  • Bang = Ngab
  • Bebas = Sabeb
  • Bisa = Sabi
  • Buang air besar = Boker
  • Cantik = Cans
  • Ganteng = Gans
  • Gila = Alig, Gokil
  • Iya = Yoi, yoms, yomskru, yongkru
  • Jatuh = Jokat
  • Join bareng = Jebe
  • Kemana = Kemans, Kemokem
  • Kenapa = Kenaps, kenokap, kenapose
  • Ketahuan = terciduk
  • Ketawa = Ngakak, bengek
  • Makan = Maem, kemek
  • Merokok = Nyebat
  • Mudah tertawa = Receh
  • Oke = Ngoghey, Okur, Oks
  • Penasaran = Kepo
  • Pergi = Cabut, cabs
  • Polisi = Pole
  • Pulang = Balik, bakil
  • Rumah = Rokum
  • Santai = Santuy, sekut, selow, woles
  • Sebatang = Sebats
  • Sebungkus = Sebung
  • Sendiri = Sendokir
  • Siapa = Sokap
  • Sini = Sokin
  • Tidak lucu = Garing, Jayus
  • Uang = Doku, dolang
  • Yaudah = Yauds

Bahasa Prokem sudah berkembang jauh sebelum generasi Z lahir. Kosakata yang populer pada masa generasi sebelumnya pun masih sering dipakai oleh generasi sekarang. Contohnya, ‘bokap’ yang berarti bapak. 

Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan bahasa nonformal disamping bahasa baku sudah menjadi kebiasaan yang turun-menurun. Bahasa baku sudah dianggap kaku sejak lama. Masyarakat lebih suka menggunakan bahasa prokem karena terkesan santai. Hal ini menggeser eksistensi bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun