Mohon tunggu...
Salma Khaerunnisa
Salma Khaerunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

There may be no end to our journey of dreams. So let’s take a break for today

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kini Bulan Tak Memerlukan Matahari untuk Bersinar Terang

9 Februari 2021   23:37 Diperbarui: 9 Februari 2021   23:56 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terdengar dibawah lantai bawah sana suara perdebatan yang sengit. Aku menulikan telingaku, tak mau mendengarkan hal-hal lain yang lebih menyakitkan.

Sebegitunya kah aku tidak diinginkan orang lain? Apakah aku memang tidak pantas untuk tergabung dalam grup itu? Apakah perjuanganku selama ini tidak cukup untuk membuktikan bahwa aku bisa seperti yang lain?

Tanganku bergetar dan badanku menggigil, darah segar tercium, mungkin aku terlalu kuat menggigit bibir. Begini kali ya klimaksnya stress? Karena jujur, aku tak pernah sekacau ini dalam hidup kecuali pada detik ini.

Otak terus memutar kejadian-kejadian masa lampau. Bagai kaset rusak mengulang-ulang terus tiada henti.

Seperti yang dibilang Bibi Jie tadi, aku adalah seorang actor cilik. Aku memulai karirku di China saat berusia dua tahun dengan menjadi bintang iklan. Lalu tawaran bermain drama dan film banyak menghampiriku. Dan aku mendapatkan penghargaan pertama saat berusia 10 tahun sebagai Best New Performer. Dari situ aku mendapatkan tawaran untuk bermain film IP-Man sebagai Ip-man kecil.

Dulu saat bersekolah, sekolahku mewajibkan siswanya untuk mengikuti pelajaran tambahan seni. Tapi hanya tersedia untuk bidang vocal, bela diri dan menari. Tidak ada kelas acting. Lalu aku mengambil kelas vocal dan dari situ aku memiliki ketertarikan untuk menyanyi. Dan begitulah bagaimana akhirnya aku mengambil kesempatan audisi luar negeri dan meninggalkan karir ku di Cina, memulai lagi dari titik nol.

Kembali pada awal latihanku di inggris, ketika awal berkenalan dengan kontestan lain. Aku memang sangat nekat saat itu, dimana kemampuan bahasa inggris ku bisa dibilang sangat kurang dan berkomunikasi sebisanya. Beruntung aku berkenalan dengan Joshua, dia berdarah campuran Amerika dan Jepang, dan pernah tinggal di China beberapa tahun. Dia yang mengajariku bahasa saat itu karena dia multilingual dan salah satu yang dia kuasai adalah Mandarin, dan aku pun merasa kesulitan jika tidak bersama dengannya.

Pagi hingga siang adalah jadwal latihan dan sore hari waktunya evaluasi dengan mentor. Malam dimana waktunya istirahat aku meluangkan waktu untuk mengambil kelas bahasa. Menyisakan jam tidurku yang berkurang. Diawal aku merasa pusing dan sakit kepala, tapi lama kelamaan sudah terbiasa. Ya, ini adalah perjuangan dan resiko yang harus aku ambil untuk mewujudkan impianku.

Selain Joshua yang tertua, dewasa dan baik hati, aku pun memiliki band-mate lain yang keren. Dimulai dari Mike, si jenius produser yang merupakan otak dari lagu-lagu hitnya F-NITE, penggila nasi, dan yang terimut dari kita berlima. Mike adalah definisi dari kecil-kecil cabe rawit, posisi dia adalah drummer tapi hampir semua instrument dia bisa kendalikan, selain menghasilkan lagu untuk band sendiri, dia pun menciptakan lagu untuk grup dan penyanyi lain. Selanjutnya adalah Daniel, moodmaker of the group, mampu mencairkan suasana, pekerjaan sampingannya adalah pelawak mungkin. Daniel memiliki suara yang sangat indah, melengking tinggi, menjadikannya sebagai vokalis utama grup. Lalu Matthew, icon dari grup karena dia yang paling tampan diantara kami. Mungkin hanya di depan layar saja dia seperti itu, padahal kesehariannya 11-12 dengan Daniel. Matt berposisi sebagai bassist bersama dengan Joshua.

Mereka semua adalah alasanku bertahan selama ini, mereka memperlakukanku sangat baik, memberikan kehangatan seperti keluarga, tidak memberi jarak meski aku adalah satu-satunya Asian disana.

Tidak seperti Sir Sam, CEO of Red Sun Management yang sepertinya sangat membenci diriku. Aku melakukan kesalahan kecil seperti salah mengambil nada saat rekaman atau melupakan beberapa potongan lirik atau salah menekan notes di keyboard pun hukumannya tidak main-main. Membentakku didepan orang banyak, tak segan bahkan pernah bermain fisik. Saat aku tidak melakukan kesalahan, berhati-hati dan meminta maaf pun tetap saja diperlakukan tidak adil. Memotong screentime, tidak member kesempatan untuk berbicara di layar dan waktu distribusi ku untuk menyanyi yang sangat sedikit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun