Keputusan merorok dan produktifitas pada anak
"aku lebih senang pemuda merokok dan meminum kopi dari pada pemuda kutu buku yang memikirkan dirinya sendiri". Salah satu kutipan yang bersumber dari bapak Ir.Soekarno kata-kata sang proklamator satu ini sangat mencuri perhatian dari berbagai prespektif masyarakat, tak jarang pula banyak tanggapan dari masyarakat mengenai kalimat tersebut.
Lalu siapa yang dimaksud pemuda itu? Definisi pemuda menurut KBBI adalah orang muda laki-laki,remaja,atau taruna, sementara itu menurut word health organization, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut peraturan kementrian Kesehatan RI nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentan usia 10-18 tahun, menurut badan kependudukan dan keluarga berencana (BKKBN) rentan usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.
Pemuda merupakan salah satu subjek fundamental, baik dalam perkembangan zaman atau pertumbuhan. Nyatanya dikutip dari global youth tabacco survey (GYTS) di Indonesia pada tahun 2019 pengguna tembakau 19,2% pelajar, yang dimana 35,6% anak laki-laki dan 3,5% anak perempuan. Fenomena tersebut tentunya sangat memperihatinkan karena besarnya prevalensi perokok remaja di Indonesia.
Rumusan masalah
Pada dasarnya banyak kandungan rokok bisa di lihat dari banyaknya senyawa yang ada di dalam asap rokok, di dalam asapnya saja setidaknya ada sekitar 5.000 senyawa  berbeda dan Sebagian bersifat racun bagi tubuh. mirisnya banyak nya perokok menjadi hal lumrah di dalam masyarakat dan lingkungan, padahal himbauan bahaya merokok sudah sanggat gencar di kampanyekan di tambah dengan dampak negative yang telah di ketahui tidak juga di gubris.
Baik dari masyarakat,lingkungan dan iklan rokok yang beredar membuat pengaruh dan salah satu pemicu yang membujuk pemuda memutuskan untuk mengonsumsi rokok ,sehingga menyebabkan beberapa dampak salah satunya dalam Kesehatan anak.
Pembahasan/analisis
Menurut word health organization produk tembakau yang di hisap termasuk melalui pipa, megandung lebih dari 7000 bahan kimia, termasuk setidaknya 250 bahan kimia yang di ketahui beracun dan menyebabkan kanker Dalam pengestimasianya pengunaan rokok untuk kapsitas paru-paru dan dan orbiditas terhadap produktifitas anak,
Perokok memiliki 22 kemungkinan untuk mengalami kanker paru-paru,salah satu dari lima perokok akan mengalami penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK). Merokok diketahui menyebabkan pneumonia dan semua gejala penyakit pernafasan termasuk batuk,batuk rejan dan dahak. Pertumbuhan dan fungsi paru juga mungkin rusak di kalangan perokok tembakau.
Agar anak bangsa terhindar dari penyakit paru-paru dan untuk meningkatkan produktifitas serta mengurangi prevalensi perokok remaja di Indonesia, diperlukannya sikap yang tegas dan Gerakan yang tepat diantaranya,