semakin hari semakin letih
melihat tombak berbalut getih,
merintih tak ada henti
menyayat hari sampai tak tertampik.
camar yang samar
menyamar menutupi memar,
dengan mata tersamarÂ
aku melihat jiwa yang tercemar.
hati yang penuh legamÂ
karena sakit yang menyambar,
tubuh yang semakin lebam
karena senyum yang terus ku umbar.
karena rasa yang ku paksa,
ku redam hingga menyiksa
menjadikan aku hancur tak tersisa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!