Indonesia memiliki kekayaan laut yang melimpah dan sejarah kejayaan maritim yang gemilang, memiliki potensi besar untuk kembali menjadi negara maritim yang disegani di dunia. Namun, potensi ini belum sepenuhnya tereksploitasi akibat orientasi pembangunan yang lebih berfokus pada daratan dan minimnya literasi geomaritim di kalangan masyarakat. Dalam konteks global, penguatan literasi geomaritim menjadi kunci untuk mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai poros maritim dunia. Secara global, lautan memegang peranan penting dalam ekonomi, transportasi, dan ekologi. Negara-negara maritim maju seperti Jepang, Korea Selatan, dan Singapura telah menunjukkan bahwa pembangunan yang berfokus pada maritim dapat membawa kesejahteraan dan pengaruh global yang signifikan. Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar, memiliki peluang untuk memainkan peran yang lebih besar dalam ekonomi maritim global, mulai dari perikanan hingga jalur perdagangan internasional.
Pendidikan adalah fondasi untuk menciptakan generasi yang sadar akan pentingnya laut dan potensi yang dimilikinya. Mengintegrasikan literasi geomaritim dalam kurikulum pendidikan nasional akan menumbuhkan kesadaran dan pengetahuan di kalangan generasi muda. Mereka akan memahami pentingnya menjaga ekosistem laut, memanfaatkan sumber daya maritim secara berkelanjutan, dan mengembangkan teknologi maritim yang inovatif. Di sekolah, khususnya mata pelajaran geografi, bertanggung jawab dalam mendidik generasi muda tentang pentingnya laut dan meningkatkan literasi geomaritim. Guru geografi diharapkan menjadi pendorong utama dalam mewujudkan kecerdasan global dari perspektif geografi untuk memperkuat literasi geomaritim dan mendukung cita-cita Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Untuk mewujudkan cita-cita ini, strategi nasional yang komprehensif diperlukan. Ini termasuk pembangunan infrastruktur maritim, kebijakan pro-laut, serta peningkatan sumber daya manusia yang kompeten di bidang maritim. Selain itu, dukungan dari komunitas internasional, seperti kerjasama dalam penelitian kelautan, teknologi maritim, dan perlindungan lingkungan laut, akan sangat bermanfaat. Infrastruktur darat terus dibangun sementara pembangunan berbasis laut tertinggal. Presiden Joko Widodo berusaha mengembalikan kejayaan maritim Indonesia dengan konsep "Tol Laut" dan cita-cita menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Namun, banyak hambatan seperti keterbatasan sumber daya manusia dan keraguan berbagai pihak. Â Hambatan utama adalah keterbatasan sumber daya manusia yang terampil di sektor maritim dan pandangan masyarakat yang masih darat-sentris. Solusi jangka panjang adalah mengubah pola pikir masyarakat melalui edukasi dan kampanye literasi geomaritim yang masif. Pemerintah juga harus mendorong investasi di sektor maritim dan menyediakan pelatihan serta sertifikasi bagi tenaga kerja di bidang ini.
Dari perspektif global, penguatan literasi geomaritim di Indonesia bukan hanya tentang meningkatkan kesejahteraan nasional, tetapi juga berkontribusi pada stabilitas dan perkembangan ekonomi maritim global. Dengan komitmen kuat dari pemerintah, dukungan masyarakat, dan kerjasama internasional, Indonesia dapat mengembalikan kejayaan maritimnya dan berperan sebagai poros maritim dunia yang dihormati. Literasi geomaritim adalah langkah pertama yang krusial untuk mencapai tujuan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H