Mohon tunggu...
Salma Dhiya
Salma Dhiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Salma Dhiya, An ambitious person who love to write and sees it as a stress reliever, but is overcome by insecurities, so she writes down her feelings anonymously, still trying the best she can do to become an independent woman who can fulfill her own desires.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Reminisensi Kejadian Perobekan Bendera Belanda 1945 Melalui Teatrikal Musikal, Gugah Semangat Patriotisme!

19 Oktober 2023   23:21 Diperbarui: 19 Oktober 2023   23:35 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan Refleksi Perobekan Bendera Belanda di Hotel Majapahit (Sumber: Live streaming Sapa Warga Surabaya)

SURABAYA- 17 September 2023 menjadi hari dimana semangat kemerdekaan kembali dibangun melalui teatrikal musikal perobekan bendera merah-putih-biru milik Belanda. Hotel Majapahit, yang pada masa penjajahan Jepang bernama Hotel Yamato, dijadikan tempat kegiatan, mengingat bahwa di sanalah kejadian perobekan bendera belanda terjadi, 78 tahun yang lalu. Teatrikal Refleksi Perobekan Bendera ini menjadi bentuk penghormatan kepada peristiwa bersejarah perobekan bendera Belanda pada 19 September 1945, yang menjadi simbol perjuangan dan kemerdekaan Indonesia. Tidak hanya itu, tetapi juga memadukan seni, budaya, dan partisipasi masyarakat dalam sebuah pertunjukan teatrikal yang spektakuler.

Untuk meramaikan kegiatan, ada pelibatan dari berbagai elemen masyarakat, termasuk komunitas seni, pegiat sejarah, siswa-siswi, mahasiswa, dan masyarakat umum, mereka   berkoordinasi dengan baik, sehingga acara ini sangat berhasil membangkitkan suasana pada masa itu. Ditambah adanya himbauan yang dilansir dari akun resmi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya (@surabaya), menganjurkan warga Surabaya yang hadir mengenakan pakaian bertempo dulu: kaos putih atau celana hitam plus peci dan sarung pakaian lurik, atau juga pakaian berwarna krem atau cokelat susu. Dengan berpakaian demikian, penonton dapat lebih merasakan nuansa sejarah dan ikut terlibat dalam peristiwa bersejarah ini. 

Totalitas semua orang yang terlibat dalam  teatrikal musikal ini patut diapresiasi dengan layak, karena mereka berhasil menyampaikan pengingat bahwa, "Ini bukan hanya teatrikal, namun benar-benar terjadi 78 tahun yang lalu," ujar pembawa acara sebelum kegiatan teatrikal dimulai.

Keberhasilan ini tergambar dari respon penonton mengenai kesuksesan acara ini, Dhiyah (20 tahun), ketika ditanya, "Ya seru aja, rame-rame. Seneng juga, acara kayak gini dilestarikan tiap tahun. Jadi momentum buat nostalgia gimana perjuangan orang dulu. Bagus juga buat anak-anak, terutama buat mengenalkan sejarah. Jadi nggak boring baca, lebih terkenang kalo pake drama yang audio visual kayak gitu." jawabnya (17/09).

Acara ini semakin istimewa karena partisipasi Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, beliau memerankan dua tokoh nasional sekaligus: Presiden Soekarno dan Residen Soedirman, juga penampilan dari Evie Tamala, penyanyi dangdut Indonesia yang ikut meramaikan acara dengan membawakan lagu-lagu nasional Indonesia. Tak hanya itu, paduan musik dari orkestra dan grup paduan suara yang mengumandangkan lagu-lagu wajib nasional, menjadikan acara ini semakin terasa atmosfer patriotismenya. 

Reporter: Salma Dhiya Ulhaq 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun