Mohon tunggu...
Salma Dhiya
Salma Dhiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Salma Dhiya, An ambitious person who love to write and sees it as a stress reliever, but is overcome by insecurities, so she writes down her feelings anonymously, still trying the best she can do to become an independent woman who can fulfill her own desires.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Belajar Membuat Outline, Begini Cara Keluar dari Zona Writer's Block

29 Agustus 2022   11:11 Diperbarui: 29 Agustus 2022   11:10 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebelum memulai pembahasan, mungkin di sini masih ada yang asing dengan kerangka cerita atau outline. Outline itu apa sih? Jadi, outline itu rencana penulisan yang isinya tentang garis besar cerita atau berita yang ingin kamu tulis sebagai kerangka tulisan. Sebelum kamu menulis, kamu harus menentukan gambaran besar seperti apa yang akan kamu bahas dalam penyampaian ceritamu.

Fungsinya apa tuh? bikin outline ini adalah langkah awal kamu menyelesaikan cerita, ibaratnya jika kamu bikin outline, kamu berada di 30% proses menulis. Karena nantinya kamu hanya tinggal mengembangkan apa yang sudah kamu bikin di outline. Manfaat dari membuat kerangka ini, akan memudahkan kamu ketika mengalami writer’s block. Baca ulang-ulang outline yang kamu buat, nanti akan ada hidayah yang mendatangi.

"Kan masih bisa pakai imajinasi, nggak perlu bikin outline, nanti juga ngalir sendiri!" masih berpikir kalau outline itu tidak penting untuk kepentingan cerita? Padahal, ouline bisa membantu kita untuk terhindar dari plot hole, loh! Plot hole itu kalau dalam cerita atau berita kamu nggak sinkron, ada plot yang rumpang, bisa bikin ceritamu nggak konsisten. Tentu saja hal ini akan membuat pembaca menanyakan kredibilitasmu dalam menulis. Apalagi jika menulis berita atau tulisan ilmiah, bisa-bisa akan ada kontroversi yang menanti. Nah berikut ini, langkah-langkah yang bisa kamu terapin dalam membuat kerangka cerita:

  • Tentukan dulu topik atau tema apa yang akan kamu ambil.

Pikir panjang, kira-kira kamu mampu menyelesaikan dalam porsi yang sedikit atau banyak. Kemudian ambil tema yang sekiranya mampu kamu selesaikan. Menantang diri sendiri melakukan hal yang baru memang perlu, tapi perlu ada kesiapan yang matang dalam hal tersebut. Untuk itu, kamu juga perlu menyesuaikan kemampuan kamu dalam membuat suatu karya. Entah itu dalam bentuk sastra, ilmiah, maupun berita.

  • Tulis hal-hal yang penting untuk kepentingan tulisan.
  • Jika ingin membuat cerita untuk kepentingan novel, kamu harus menyusun unsur-unsur intrinsik novel terlebih dahulu. Tentang tokoh, latar, plot sederhana, indikator tambahan.
  • Jika ingin membuat artikel berita, kamu perlu menonjolkan unsur 5W+1H, agar artikel yang kamu buat tidak rancu dan dapat dipercaya kebenarnya.
  • Menulis hal-hal yang penting untuk kepentingan tulisanmu adalah keharusan. Hal ini juga akan membantu kamu untuk lebih terarah dalam melanjutkan apa yang akan kamu tulis.
  • Buat daftar isi, kemudian kembangkan.
  • Pada bagian ini terutama untuk kamu yang ingin membuat karya sastra berupa novel, cerita pendek, atau antologi karya, kamu perlu menulis apa saja yang akan kamu bahas per-bab. Misalnya, di bab-1 kamu membahas kilas balik tokoh, di bab-10 kamu menampilkan perkenalan konflik utama, di bab-20 ingin membahas penurunan konflik. Jadi, ketika kamu kebingungan akan menulis apa untuk bab selanjutnya, kamu hanya tinggal menyesuaikan dengan melihat apa yang sudah ada di bab-bab sebelumnya. Pastikan tidak ada hal-hal yang melenceng.
  • Bahas mendetail lagi tulisanmu.
  • Ketika kamu menulis berita, kamu sudah merancang kerangka secara garis besarnya, tapi kamu kehilangan arah di pertengahan. Maka, kamu perlu menebalkan lagi hal-hal yang seharusnya kamu bahas di berita. Jika dalam menulis karya sastra, usahakan sudah mendapatkan gambaran besar bagaimana konfliknya, bagaimana penyelesaiannya, apa saja yang akan dialami tokoh, dan bagaimana cerita akan berakhir. Hal ini membuat kita memiliki gambaran besar terhadap cerita yang kamu buat.
  • Proses seleksi dan editing.
  • Baca lagi dan benar-benar pastikan, apakah ada yang perlu ditambah, dikurangi, atau diubah. Juga memastikan data-data yang termuat dalam artikel ilmiah atau berita yang dibuat adalah sesuai dengan kenyataan asli, beda lagi dengan artikel opini, yang bisa kamu baca, apapun isi tulisannya tidak akan disalahkan. Kecuali jika artikel atau certia yang kamu buat mengandung unsur SARA.

Dengan mempersiapkan apa yang sudah disampaikan, kamu sudah punya bekal banyak untuk memulai membuat cerita atau berita. Meski sudah terjamin akan selesai dalam pembuatan artikel, bukan berarti cepat merasa puas dan justru  menyepelekan apa yang sudah persiapkan, akibatnya pasti akan merasa susah untuk beradaptasi dan berakhir tidak bisa melanjutkan outline yang sudah dibuat karena merasa tertahan di tempat.

Nah, ini yang kadang menjadi hambatan besar bagi penulis. Tapi bukan berarti hambatan tersebut nggak ada jalan keluarnya. Writer’s block atau kendala dalam menulis adalah kondisi dimana ketika kita sebagai penulis merasa jalan di tempat tidak bisa mengembangkan ide cerita walaupun sudah dibuat outline, bahkan ada yang merasa muak dan ketika membaca tulisannya sendiri ketika mengalami writer's block itu sendiri. Kamu tidak bisa berkonsentrasi dan kehilangan fokus pada cerita yang kamu buat, berikut adalah bagaimana cara mengatasi writer’s block atau kendala dalam menulis;

  • Istirahat, lakukan apapun yang tidak ada kaitannya dengan cerita yang kamu pesiapkan, karena hal itu akan membuat kamu menjadi terbebani. Istirahat terlebih dahulu untuk menyegarkan pikiran agar menemukan ide-ide baru untuk mengembangkan cerita.
  • Jangan lama-lama meninggalkan karya kamu nganggur begitu saja, jadi harus menentukan sampai kapan kamu beristirahat dari hal apapun yang berhubungan dengan certia.
  • Meminta masukan orang lain, ajak teman diskusi kamu melakukan semacam brainstorm agar pikiranmu terasa menyegarkan dan tidak sumpek. Hal ini biasanya juga bisa membantu untuk menimbulkan ide-ide
  • Jika kegiatan istirahatmu sudah selesai, baca atau menonton buku atau film atau serial yang sesuai dengan cerita yang akan kamu buat. Dari situ, kamu bisa menggunakan formula yang sama dengan cerita yang kamu buat. Tapi bukan menjipkak loh ya…karena hal tersebut merupakan tindakan yang tak boleh dilakukan.
  • Catat apapun ide yang tiba-tiba mampir di pikiran kamu, yang sesuai dengan cerita. Mengapa hal ini bisa membantu? Misalnya kita membaca ulang outline part 4 yang isinya tanpa sengaja nakalin orang lain, kemudian kamu punya kesempatan ide untuk mengubahnya menjadi lebih baik. Maka dari itu, harus dimanfaatkan dengan baik untuk mengubahnya sebagai character yang loveable.
  • Dari 5 hal di atas, yang paling penting dan mendasar agar menyibukkan diri dan terhindar dari  writer’s block adanya niat dan tekad yang kuat untuk meraih apa yang diinginkan.

Kamu juga boleh lho, memilih caramu sendiri untuk tidak mengalami writer's block atau mempersiapkan outline versimu sendiri. Karena semua dapat terselesaikan jika kamu menemukan rasa nyaman untuk dirimu sendiri. Have a great time!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun