Bagaimana cerita mengenai kemampuan seseorang dalam berpikir? Apa saja yang bisa dilakukan oleh otak manusia? Bagaimana otak manusia dapat berkembang dengan hebat?
Pada abad ke-20 seiring dengan bertambah majunya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) lahirlah ilmu psikologi sebelum akhirnya menjadi ilmu psikologi kognitif, yaitu Psikologi Behaviorisme. Behaviorisme merupakan aliran psikologi yang memiliki keyakinan bahwa peran psikologi adalah untuk belajar. Belajar yang dimaksud pada aliran ini yaitu ketika adanya perubahan perilaku yang disebabkan adanya interaksi antara stimulus dan respon.Â
Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap hari manusia selalu melakukan yang namanya belajar. Ketika seseorang melakukan kegiatan pasti secara tidak langsung akan mendapatkan pelajaran dari yang dilakukan walaupun rutinitas yang dilakukannya sama setiap hari. Namun perspektif pemikiran seseorang berbeda bergantung pada motivasi yang didapatkannya. Misalnya seorang Peternak Sapi Perah yang setiap harinya mencari rumput di sawah.Â
Hari ini, peternak tersebut mencari rumput dengan keadaan sangat bahagia karena tadi pagi susu yang dihasilkan banyak. Akhirnya sebelum jam 9 sudah selesai padahal biasanya dzuhur baru selesai mencari rumputnya dan peternak tersebut bisa melakukan aktivitas lain selain mencari rumput atau bisa istirahat lebih banyak dibandingkan hari biasanya. Hal tersebut terjadi karena adanya motivasi atau dukungan yang menjadikan peternak tersebut sangat semangat mencari rumputnya yaitu karena hasil susunya meningkat dari hari biasanya. Apakah dihari selanjutnya akan tetap sama perilaku peternak tersebut?Â
Tentulah tidak, karena perasaan manusia itu dapat berubah-ubah. Dapat diambil kesimpulan juga bahwa pada aliran behaviorisme ini mengatakan perasaan seseorang itu mempengaruhi perilakunya. Sedangkan perasaan seseorang itu berubah-ubah karena adanya stimulus atau pengaruh yang berbeda-beda. Inilah yang dimaksud dengan adanya interaksi antara stimulus dan respon pada aliran psikologi behaviorisme ini.
Beberapa ahli juga berpendapat mengenai aliran behaviorisme ini, salah satunya adalah teori behaviorisme dari Pavlov yang melakukan penelitian dan pengujian pada seekor Anjing yang disebut dengan Classic Conditioning (pengkondisian klasik). Pada hal ini yang dilakukan oleh pavlov yaitu mengamati sistem pencernaan Anjing. Namun ada hal unik yang ditemui oleh Pavlov yakni setiap asistennya masuk rumah, Anjingnya selalu mengeluarkan air liur.
Akhirnya Pavlov dan asistennya mengenalkan barang yang bisa dimakan dan yang tidak bisa dimakan pada Anjing tersebut untuk mengetahui lebih dalam mengenai sistem pencernaan Anjing. Dalam pelaksanaan proses tersebut, Pavlov dan asistennya mengukur seberapa banyak air liur yang diproduksi oleh Anjing.Â
Mengapa Pavlov mengamati dan mengukur air liur pada Anjingnya? Pavlov berpendapat bahwa air liur merupakan respon alami dari Anjing, tidak dikendalikan oleh pikiran Anjing. Air liur pada Anjing yang dikeluarkan saat asistennya datang merupakan refleks yang terkondisi. Percobaan kedua, dilakukan oleh Pavlov melalui bunyi.Â
Apabila ada bunyi metronome berarti makanan juga disajikan, disitulah Pavlov mengukur air liur Anjing. Pada akhirnya meskipun metornome dibunyikan tanpa ada makanan, Anjing tetap mengeluarkan air liur karena sudah terbiasa mendengarkan bunyi. Dari situlah Pavlov mengambil kesimpulan bahwa dirinya bisa mengendalikan air liur Anjing. Dengan adanya stimulus yang terkondisi, maka ada respon yang sama meskipun apa yang diberikan berbeda.
Setelah aliran behaviorisme ini, lahirlah ilmu-ilmu tentang kognitif (pikiran) yakni revolusi kognitif yang kemudian resmi menjadi ilmu psikologi kognitif pada tahun 1960-an. Â Psikologi kognitif ini merupakan ilmu yang mencakup tentang:
1. Cara memperoleh dan memproses informasi mengenai segala sesuatu