corona.Â
Sebagai masyarakat biasa, dengan sepenuh hati saya ucapkan terimakasih banyak kepada seluruh tenaga medis yang telah rela berjuang menjadi garda terdepan dalam penanganan virusDi zaman ini, kalianlah yang layak menyandang gelar pahlawan. Pahlawan yang sudi mengorbankan seluruh jiwa dan raganya untuk merawat para ODP dan PDP. Untuk para pahlawan yang telah gugur semoga perjuangan ini menjadi amal yang senantiasa menerangi alam kuburnya, aamiin.
Kekhawatiran tertinggi ketika berbicara corona adalah meninggal. Hal ini bukan tanpa alasan, banyak orang yang positif terjangkit virus corona berujung kematian walaupun ada juga yang sembuh total.Â
Saking takutnya, orang-orang sampai mengabaikan sisi kemanusiaan. Kompas.com mengabarkan adanya warga yang melempar batu untuk menggagalkan pemakaman di sekitar desa mereka bahkan ada yang memasang spanduk penolakan di lokasi pemakaman, miris.
Corona bukan aib !
Jangan hilangkan sisi kemanusiaan hanya karena ego pribadi.
 Jenazah yang positif covid-19 telah dibungkus dengan sangat rapi bahkan dibungkus berlapis-lapis oleh tim medis. Dengan begitu virus yang dibawa jenazah sudah dipastikan tidak akan menyebar ke luar. Jadi STOP penolakan jenazah !
Dalam hal ini harusnya kita belajar dari Gubernur Jawa Barat, Pak Ridwan Kamil. Ia mengasuh anak yang kedua orangtuanya  positif covid-19. Secara logika, anak ini sangat berpotensi besar terpapar virus.Â
Setelah pemeriksaan dan dinyatakan negatif ia berdiam di rumah Pak Ridwan Kamil. Ini sikap yang harus kita pelajari, bukannya takut dan menjauhi beliau malah merangkul anak tersebut untuk tinggal di rumahnya. Dan berkat dukungan positif alhamdulillah orangtua anak tersebut sembuh total.
Virus corona tidak akan betah tinggal di tubuh orang yang sehat. Oleh karenanya  yuk biasakan untuk menjaga pola hidup sehat bahkan pemerintahpun menghimbau untuk selalu mencuci tangan dan menggunakan masker jika keluar rumah.Â
Jika kita menyaksikan perlengkapan yang digunakan oleh tim medis benar-benar safety. Mereka menutupi sekujur tubuhnya dari ujung kaki ke ujung kepala. Lantas kenapa masih saja ada penolakan tim medis ketika mereka pulang ke rumahnya? Bukankah mereka lebih tahu dari kita? Bukankah mereka lebih safety dari kita?Â
Jangan patahkan logikamu hanya karena ego. Jangan tumpuk sisi kemanusiaanmu hanya karena rasa takut. Jika semua tim medis mogok kerja bagaimana nasib kita?, think.
Mari berjuang dengan kemampuan masing-masing, tim medis berjuang merawat dan para dokter berjuang mencari obat. Lalu kita berjuang untuk tetap sehat, makan bergizi, olahraga, dan perbanyak do'a. Untuk yang tetap bekerja gunakan masker dan membawa hand sanitizer dan untuk yang tidak memiliki kepentingan #dirumahaja. Â
Yuk sama-sama berjuang untuk memutus rantai corona dan ingat corona bukan aib ! Jika ada saudara atau tetangga mengalami gejala maka periksa bukan bersembunyi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H