Jakarta - Perkembangan zaman senantiasa membawa kemudahan sebagai jawaban dari kesulitan yang dialami manusia. Dari masa ke masa perkembangan teknologi banyak memberikan dampak bagi kehidupan manusia, salah satunya dalam dunia pendidikan. Saat ini, sedang populer di kalangan umum mengenai penggunaan Chatbot yang merupakan sebuah program komputer Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang bisa memberikan jawaban otomatis sesuai dengan instruksi dan pertanyaan yang kita berikan.
"Terkait dengan penggunaan Artificial Intelligence (AI) ini memang sedang marak digunakan yah, tidak hanya di kalangan mahasiswa tetapi juga dosen." ucap Kepala Program Studi sekaligus dosen aktif S1 Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta, Dr. Fitria Ayuningtyas, M.Si dalam wawancara Senin (19/06/2023) lalu.
Namun, kemudahan yang diberikan oleh kecerdasan buatan ini pada akhirnya memunculkan kekhawatiran sebab siapa saja yang menggunakannya secara berlebihan bisa berpotensi melanggar etika akademik akibat melakukan plagiarisme. Lantas lahirnya Artificial Intelligence (AI) yang sangat mudah diakses dalam lingkungan akademik ini apakah harus di hindari?
Nadhilah Amalia (20), seorang mahasiswi dari salah satu universitas negeri di Jakarta ikut berkomentar terkait penggunaan Artificial Intelligence (AI) di lingkungan akademik yang sedang marak ditemukan. "Produk-produk Artificial Intelligence (AI) ini justru merugikan mahasiswa karena penggunaan AI bisa membuat mahasiswa jadi malas dan menyepelekan tugas yang diberikan oleh dosen" ujarnya.
Nadhilah juga berpendapat, adanya aplikasi atau program komputer yang dapat mendeteksi bahwa tulisan tersebut buatan AI atau bukan menjadi salah satu hal yang juga harus dipertimbangkan oleh mahasiswa sebab jika penggunaan AI tidak dilakukan dengan tepat maka bisa menjadi boomerang terhadap penilaian kualitas diri mahasiswa itu sendiri. Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa sebaiknya penggunaan AI di dunia akademik dihindari agar mahasiswa bisa membiasakan diri untuk melatih kemampuan otak dalam berpikir.
Adapun manfaat yang dirasakan dari penggunaan Artificial Intelligence (AI) oleh Ragil (20), mahasiswa yang aktif menggunakan produk kecerdasan buatan untuk membantunya dalam menjalankan perkuliahan. Ragil mengungkap bahwa penggunaan AI dapat membantunya dalam mencari ide atau gagasan awal untuk sebuah pembahasan atau tema penulisan. Selain itu, penggunaan AI juga sangat memudahkannya ketika ingin meringkas dan mengambil kesimpulan dari materi perkuliahan sebagai bahan pembelajaran mandiri.
"Sebaiknya sih AI digunakan jadi acuan dasar aja, karena selain menghindari plagiarisme sumber tulisan dari jawaban yang dikasih juga kurang jelas. Jadi, untuk penulisannya tetap harus mencari sumber bacaan yang lebih akurat dan kredibel." Ucap Ragil sebagai saran untuk mahasiswa lain diluar sana yang juga aktif menggunakan produk AI dalam perkuliahan seperti dirinya.
Manfaat dan kemudahan yang dihasilkan dari adanya perkembangan dari waktu ke waktu memang sulit untuk dihindari. Justru sebagai makhluk hidup yang berakal, manusia harus bisa menyesuaikan diri terhadap lahirnya Artificial Intelligence (AI) sebagai salah satu produk perkembangan teknologi dengan menggunakannya sebijak mungkin.
Fitria Ayuningtyas selaku Kaprodi sekaligus dosen aktif S1 Ilmu Komunikasi di UPN "Veteran" Jakarta juga menekankan bahwa, perubahan yang terjadi dari adanya perkembangan zaman pasti memberikan sisi positif namun semua dikembalikan lagi pada setiap individu bagaimana cara mereka mengemasnya. Ia juga menilai bahwa AI ini jangan dijadikan sebagai musuh melainkan harus 'digandeng' tentunya dengan penggunaan yang sesuai dan bijak.
Banyaknya pro dan kontra di tengah-tengah masyarakat mengenai penggunaan AI di lingkungan akademik akhirnya melahirkan isu baru yang muncul dari perkembangan teknologi dunia. Jadi, kalau menurutmu AI harus dihindari atau dipelajari?