Hari Ini aku mau bercerita tentang kehidupanku yang di besarkan melalui karya seni layangan dari Ayahku.Ayahku adalah seorang lulusan dari kampus seni ternama di Kota Jogja(ISI),beliau memulai hobinya setelah lulus dari sana,pernah menggarap proyek Dufan di Jakarta lalu melukis dan sampai akhrnya beliau memutuskan untuk berangkat berlayar.Hobinya pun bertambah jadi traveling keliling berbagai dunia,ke tembok cina,eropa,autralia dan sampai pada akhirnya kapalmya tenggelam di perairan laut afrika dan sempat di evakusi ke Capetoen Afrika selatan,ia mengirim surat kepada kakaknya di australia dan mengabari bahwa dirinya baik-baik saja.
Kesedihan itupun sampai ke telinga nenek ku di jogja,Alhasil papaku di suruh pulang saja sama nenekku dan membuat usaha mandiri saja di jogja .Setelah dari situ sepertinya papaku mulai menccari hobinya kembali(sebenarnya inspirasi ini datang ketika ia ada di kapal waktu berlayar,hembusan angin samudra dan berpikir"apakah aku membuat layangan sajan "dengan penuh makna dan filosofi dari idenya itu.Tahun 70'-80 an semenjak papaku sudah tidak berlayar lagi ia memutuskan untuk kadang melukis dan membuat layang-layang bersama paguyupan kampung yang di mana itu mereka membuat layang layang dengan berbagai macam bentuk dan jenisnya,kreatifitas nya berjalan di sana,sering mengikuti lomba lomba di seluruh daerah ,tahun demi taun berlalu lombanya sampai ke luar pulau hingga sampai saat ini bisa bermain layang layang ke luar negeri,aku sebagai putrinya merasa bangga dan senang melihat sosok ayah yang menjadi panutan untuk para murid2 nya memiliki tempat special bagi para pecinta layang-layang sampaimmenjadi juri ,penanggung jawab dan banyak hal juga yang sering aku share ke papaku ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H