Dalam 1 kelas terdapat sekitar 3-4 orang. Namun, guru kelas kesulitan menyesuaikan kegiatan dalam melibatkan siswa yang inklusi sehingga terkadang siswa tersebut tidak diperhatikan dan dibimbing secara penuh. Hal ini menyebabkan siswa inklusi tidak ada perkembangan dan tidak mampu menyesuaikan diri terhadap pembelajaran.
Dampak yang paling nyata dari kurangnya guru pendamping adalah kesulitan anak-anak inklusi dalam memahami materi pembelajaran. Seiring dengan kurikulum yang semakin kompleks, anak-anak dengan kebutuhan khusus sering kali memerlukan pendekatan pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya dan tingkat pemahaman mereka.
Tanpa guru pendamping yang dapat memberikan perhatian khusus dan dukungan tambahan, banyak anak inklusi yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep tertentu. Hal ini dapat menghambat perkembangan kognitif mereka karena mereka tidak dapat mengikuti perkembangan pembelajaran sebagaimana mestinya.Â
Selain itu, kurangnya guru pendamping juga dapat berdampak pada motivasi belajar anak-anak inklusi. Ketika mereka merasa kesulitan dan terus-menerus tertinggal dalam pembelajaran, hal ini dapat menurunkan motivasi mereka untuk belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Motivasi yang rendah ini kemudian dapat memicu berbagai masalah lainnya, seperti penurunan kepercayaan diri dan rasa percaya diri yang rendah. Seiring waktu, hal ini dapat mempengaruhi perkembangan kognitif secara keseluruhan karena perkembangan psikologis dan emosional anak sangat terkait dengan kemampuan mereka dalam belajar dan berinteraksi dengan lingkungan belajar. Kurangnya guru pendamping juga dapat meningkatkan risiko anak-anak inklusi untuk mengalami isolasi sosial. Ketika mereka merasa kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebayanya atau merasa tidak diakui dalam lingkungan belajar, hal ini dapat menyebabkan mereka merasa terisolasi dan merasa tidak termasuk.
Ketika kita mempertimbangkan dampak kurangnya guru pendamping pada perkembangan kognitif anak-anak inklusi, penting untuk diingat bahwa setiap anak memiliki potensi yang unik dan layak untuk mendapatkan kesempatan yang sama dalam pendidikan. Namun, ketika kurangnya dukungan menyebabkan kesenjangan dalam akses dan partisipasi dalam pembelajaran, ini dapat menghambat realisasi potensi anak-anak tersebut.Â
Oleh karena itu, sangat penting bagi sekolah dan lembaga pendidikan untuk memprioritaskan penyediaan guru pendamping khusus untuk anak-anak inklusi. Guru pendamping ini tidak hanya memberikan bantuan tambahan dalam pembelajaran, tetapi juga menjadi penghubung antara anak-anak inklusi dan lingkungan belajar mereka.
Ketersediaan guru pendamping yang kompeten dan terlatih akan memudahkan anak-anak inklusi mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk mengatasi tantangan dan meraih kesuksesan dalam pembelajaran. Hal ini akan berdampak positif pada perkembangan kognitif mereka serta membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan berpihak pada keadilan bagi semua siswa.Â
Dengan demikian, penting bagi semua pihak terkait, termasuk pemerintah, sekolah, dan masyarakat, untuk bekerja sama dalam mendukung implementasi inklusi yang efektif dan menyeluruh. Hanya dengan upaya bersama, kita dapat memastikan bahwa setiap anak, termasuk anak-anak inklusi, mendapatkan pendidikan yang layak dan mendukung perkembangan kognitif mereka dengan optimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H