Mohon tunggu...
Salma Maryam Savitri
Salma Maryam Savitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo saya Salma Maryam Savitri merupakan mahasiswa di Universitas Komputer Indonesia jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2021_41821039

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Kakek Berjualan Pulpen demi Bertahan Hidup di Masa Tua

9 Januari 2024   17:35 Diperbarui: 16 Januari 2024   14:05 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tak sedikit orang rela melakukan pekerjaan apapun demi mencari nafkah untuk menghidupi keluarga, seperti dilakukan oleh seorang Kakek  Surmana. Kakek Surmana yang berusia 72 tahun, lebih memilih untuk bekerja daripada mengemis, yaitu menjual pulpen. Sehari-hari Kakek Surmana ini selalu berjualan disekitar Banjaran, Jawa Barat. Beliau bekerja dari pagi hingga sore sambil berjalan menenteng tas berisi pulpen.

"Sudah hampir 10 tahun neng kakek jualan pulpen gini, daripada kakek minta-minta ke orang kan? Kakek masih kuat neng buat kerja, masih semangat" Kata Kakek Surmana.

Setiap harinya, Kakek Surmana mengaku pendapatannya tak menentu, bahkan terkadang untuk makan saja tidak ada. Namun, ia tetap bersemangat untuk tetap mencari nafkah demi istrinya yang sedang sakit dan hanya bisa menunggu Kakek Surmana pulang membawa sedikit makan untuk setiap harinya. Dengan kondisi rumah yang sudah tidak layak huni, kakek Surmana dan istrinya tetap tinggal dirumah itu karena sudah tidak tau mau tinggal dimana. "Awaalnya layak neng inituh, tapi pas udah 3 tahun kakek tinggal disini, hancur dikit-dikit, kayanya mah gara-gara kehujanan kepanasan terus, jadi lama-lama juga rusak, namanya juga triplek ya" Kata kakek Surmana. Kakek Surmana pernah tidak makan selama 2 hari karena tidak mendapatkan uang yang cukup dan hanya cukup untuk makan istrinya. "Yang penting istri saya tetap makan, kakek mah gampang, tinggal bohong aja pura-pura udah makan di jalan".

Ketika ditanya anak, Kakek Surmana terlihat sedih, karena setelah anaknya menikah, anaknya tidak pernah lagi mengunjungi rumah bahkan sekedar memberi kabar saja tidak. Kakek Surmana juga sudah tidak mengetahui dimana anaknya tinggal, karena terakhir kali bertemu, sudah 10 tahun lalu. Mungkin sekarang kakek Surmana sudah punya cucu. "Gapapa, mungkin anak bapa malu punya bapa yang cuma bisa jualan pulpen" Terdengar dari mulut Kakek Surmana.

Di usianya yang sudah tidak muda lagi, Kakek Surmana mengaku kondisi badannya sering kali sakit-sakit dan pegal-pegal, namun ia selalu ingat bahwa ada istri yang selalu mensupport dan mendoaakan ia. Meskipun dengan keadaan yang sudah tua dan berjalan sedikit pincang, kakek Surmana terlihat tetap semangat untuk memcari nafkah. Kakek Surmana pun mengaku jika ada yang memberinya uang tanpa membeli pulpen, ia sering kali menolaknya dengan alasan saya berjualan bukan mengemis.

Kakek Surmana bercerita, ia pernah bertemu orang yang sangat baik pada dirinya. Saat itu sedang hujan, ia dihampiri oleh anak muda berusia sekitar 24 tahun memborong pulpennya, Kakek Surmana mengaku kaget dan merasa sangat senang ketika dagangannya dibeli oleh anak muda tersebut. Dagangannya berkurang membuat bawaannya terasa semakin ringan. Ia mengucapkan terimakasih berkali-kali kepada anak muda itu. Selain itu, ia mendapat makanan untuk ia dan istrinya. "Istri kakek kaya yang kaget liat kakek bawa makanan banyak, ngeliat istri senang, kakek juga jadi seneng pisan neng." Cerita Kakek Surmana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun