Mohon tunggu...
Salma Maryam Savitri
Salma Maryam Savitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo saya Salma Maryam Savitri merupakan mahasiswa di Universitas Komputer Indonesia jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2021_41821039

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gunung Sampah di Gedebage Bandung Tak Kunjung Usai

12 Desember 2023   22:17 Diperbarui: 12 Desember 2023   22:42 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bandung Timur,- Pasar Gedebage yang berada di Bandung Timur merupakan salah satu pasar tersebsar di Kota Bandung yang dikelola oleh pihak swasta bekerjasama dengan PD Pasar Kota Bandung. Dan Pasar Gedebage juga banyak digemari oleh segala kalangan usia, terutama pemuda untuk membeli pakaian thrifting yang berharga murah dan bahan pokok. Namun Pasar Gedebage masih menuai masalah terkait penumpukan sampah yang berada di belakang pasar.

Tumpukan sampah yang menjadi gunung di Pasar Gedebage, Bandung tak kunjung usai dan menimbulkan bau yang tak sedap. Persoalan sampah buangan yang jumlahnya terus mebludak dan terancam mencemari lingkungan sekitar. Dedi Kurniawan selaku Ketua Badan Pengawas (BP) Forum Komunkasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I) menyatakan, hampir 85 persen sampah organik yang mudah dikelola di Pasar Gedebage menumpuk dan belum ditangani.

Dedi Kurniawan meminta Pemkot Bandung dan Pengelola Pasar Gedebage melakukan perbaikan lingkungan terlebih dalam pengelolaan sampah yang menumpuk. "Gara-gara sampah yang terus menerus bertambah pedagang pada ngeluh, belum lagi ada penyumbatan di saluran drainase yang bikin banjir, jadi pengunjung berkurang karena masalah kesehatan sama kenyamanan yang jualan." Kata Dedi Kurniawan.

Karena hal tersebut, Dedi Kurniawan memberikan saran kepada Wali Kota Bandung untuk membuka forum diskusi terbuka bersama Dinas Lingkungan Hidup, PD Pasar dan pengelola, serta pedagang untuk mendapatkan solusi yang bisa mengatasi permasalah sampah di Pasar Gedebage ini. Masalah ini mencuat sangat ramai, Wali Kota Bandung, mengintruksikan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) DPD Kebersihan, PD Pasar, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) dan  Pekerjaan Umum (PU) yang punya truk diminta membereskan sampah yang menumpuk di Pasar Gedebage agar bagaimana sampahnya hilang dulu.

Akibat penumpukan sampah dan sampah yang tersebar dimana-mana, banyak lalat yang mengganggu pedagang dan pembeli yang membuat mereka tidak nyaman. Dan juga membuat para pedagang kehilangan pengunjung karena bau yang tak sedap sangat menyengat.

"Biasanya mah sampah teh diangkut dua minggu sekali, cuman ini belum diangkut aja, katanya penampungan sampahnya penuh sama truknya kurang." Ujar Budi salah satu pedagang buah di Pasar Gedebage.

"Pedagang bingung sampah dimana-mana, yang mau beli juga pasti kehambat kalau mau kesini." Tegasnya.

Ali selaku pedagang buah-buahan mengatakan jika hujan sampah terbawa arus dan masuk ke selokan yang mengakibatkan terjadinya banjir. "Pedagang juga gak bisa apa-apa kalau udah banjir, ditambah harus tetap bayar tapi gak ada tindakan." Ujarnya.

Namun penumpukan sampah yang terjadi di Pasar Gedebage tidak hanya berasal dari pasar saja, ada tiga kecamatan yang membuang sampah ke TPS Gedebage juga, yaitu Kecamatan Panyileukan dan Cinambo. Akibatnya, sampah yang ada di Pasar Gedebage tak kunjung usai dan membutuhkan penanganan dari armada yang kurang. Menurut laporan yang diterima oleh kecamatan, TPS Gedebage setiap harinya menerima 8 ton sampah.

Jalan menuju Pasar Gedebage pun menjadi becek dan membuat para pembeli tidak nyaman. Para pedagang berharap agar penumpukan sampah ini cepat selesai karena dikhawatirkan akan terjadi hal negatif ke depannya seperti bangkrutnya Pasar Gedebage karena pembeli yang tidak nyaman.

Disisi lain, pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) masih belum memberikan jawaban terkait penumpukan sampah di Pasar Gedebage.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun