Mohon tunggu...
Salma Mukadar
Salma Mukadar Mohon Tunggu... Guru - Penulis

PIKIRAN KITA TIDAK BOLEH KALAH DAN LELAH

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Katakan Padaku

2 Juni 2023   14:58 Diperbarui: 2 Juni 2023   15:02 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Katakanlah padaku, bagaimana aku mengerti tentangmu, tentang suara yang engkau titipkan saat malam yang telah larut dan sepi. Sebab di setiap hal yang terjadi dan melintas dari hari ke hari dan penuh dengan teka-teki, semua yang tampak adalah bagian dari kita. 

Katakanlah padaku, bagaimana aku mengerti tentangmu, setelah kusembunyikan diriku dalam sebuah ruang merah dan megah. Melalui tangga Langit ungu Kota tua tepat kau dan aku menumbuhkan cinta dan kasih sayang. 

Katakanlah padaku, bagaimana aku mengerti tentangmu, setelah aku mengirimkan puisi ini dan kau selalu menemukan cela diriku yang begitu mencintaimu seperti orang kota yang perlahan-lahan akan tenggelam dalam gelas-gelas kopi dan Lagu-lagu jadi vespa berbusi rapat. 

Katakan padaku, meski rahimku hanya sekedar menyimpan cinta setelah kau tumbuh dengan hari-hari yang telah dewasa dan tak lagi mengajarimu tentang menuliskan laut-laut biru, puncak langit, bening air mata, dan asinnya laut. 

Katakan padaku, meski rahimku hanya sekedar menyimpan cinta setelah kau tumbuh dengan hari-hari yang telah dewasa dan tak lagi mengajarimu tentang badai dan gelombang saat angin timur membawa tubuhmu terombang-ambing. 

Katakan padaku, meski rahimku hanya sekedar menyimpan cinta setelah kau tumbuh dengan hari-hari yang telah dewasa dan tak lagi mengajarimu tentang mendaki ke puncak melewati lembah-lembah, tentang berenang ke tepian saat pasang surut laut tak tekendalikan. 

Katakan padaku, meski rahimku hanya sekedar menyimpan cinta setelah kau tumbuh dengan hari-hari yang telah dewasa dan tak lagi mengajarimu bahwa mengenai hidup bersama tidak mempunyai banyak kemudi pada satu perahu. 

Sebab Kau kudapati telah mampu dan paham bagaimana memposisikan suatu perahu dengan keseimbangannya. Kau telah mampu melewati segalanya. Dan sebab kau pun tahu, di usia ini. Pulang hanya memerlukan satu pintu. Kau harus menjadikannya sebuah rumah nyaman, juga telinga, dada yang tak harus merubah atau memantulkan apa-apa pada orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun