Mohon tunggu...
Salma ZakiPrasetyo
Salma ZakiPrasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hadits dalam Interaksi Media Sosial di Era Milenial

23 Oktober 2023   08:48 Diperbarui: 23 Oktober 2023   09:09 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

HADITS DALAM INTERAKSI MEDIA SOSIAL DI ERA MILENIAL
Salma Zaki Prasetyo
salmaprasetyo34@gmail.com
Media sosial memiliki makna adalah suatu perlengkapan yang digunakan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain untuk menyampaiakn suatu berita terhadap lawan komunikasinya. Media sosial merupakan sarana baru dalam komunikasi manusia. Bagaimanapun, media sosial berperan penting sebagai sumber informasi bagi para pengguna internet. Perkembangan teknologi komunikasi yang pesat memungkinkan bagaimana orang dapat mengirim atau memposting dan menerima informasi dari media sosial. Mengingat sifatnya yang terbuka, informasi yang dibuat dan diumumkan di media sosial memungkinkan informasi yang didapat tidak selalu benar adanya. Dahulu sebuah komunikasi dilakukan secara lisan mewujud cerita, kisah, mitos, dan legenda yang berkembang dan beredar di masyarakat. Seiring kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan, dan sains, media sosial kini beralih menjadi lebih praktis dengan adanya aksara (berupa tulisan atau simbol), yang dicetuskan penggunaan istilahnya secara suka-suka, maupun yang disepakati bersama (konvensional). Definisi Media sosial di era sekarang lebih dimaknai sebagai aplikasi, akun, yang berkaitan dengan media online. Dalam hal ini peran ilmu informatika, informasi dan pemahaman agama sudah selayaknya terintegrasi dan terinterkoneksi demi menciptakan interaksi yang terpuji lewat kontekstualisasi hadis Nabi.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW interaksi dilakukan secara lisan dan tulisan. Bersmaan dengan kemajuannya zaman, serta diera milenial ini interaksi bisa dilakukan melalui media sosial. Begitu juga hadits banyak dipelajari umat muslim sebagai salah satu ajaran Islam, tentu saja didalamnya tidak hanya mengatur tentang kesalehan, individu, relasi manusia dengan Tuhan, di sisi lain, hadits juga mengarahkan metode bagaimana cara menggapai kesalehan sosial anatar sesame manusia, baik dizaman klasik sampai era milenial dengan adanya media sosial. Hadits Nabi merupakan sabda, perbuatan, serta ketetapan Nabi Muhammad SAW. Nabi merupakan orang yang pertama kali menafsirkan Al-Qur'an yang teksnya memiliki kedalaman bahasa yang tinggi, sehingga diperlukan penjelasan dari Nabi, namun penjelasan Nabi pada saat itu bersifat local dan terbatas pada zaman tertentu. Sejauh ini studi tentang interaksi Nabi dipetakan menjadi tiga. Pertama, kearifan interaksi Nabi dengan budaya setempat yang terbagi menjadi tiga yaitu taml (mengakomodir), taghyr (mengubah), dan tarm (melarang). Kedua interaksi Nabi dengan non muslim,Yahudi dan Nasrani. Ketiga, Interaksi pengajaran Nabi Muhammad SAW ada di dalam al-Qur'an
Hadis sudah disampaikan dan dibukukan telah lama oleh Nabi, sehingga bisa dikaji dan didiskusikan hingga saat ini. Namun suatu perkara, kalau keadaan sosial masyarakat Islam dahulu dan sekarang tentu mempunyai beragam perbedaan, semakin berkembang, sedangkan teks Hadis tetap tanpa berubah sedikitpun. Dari hal tersebut menjadikan banyak ulama' yang kemudian mulai mengupayakan kesesuain makna Hadis di zaman dahulu untuk ditarik dan diterapakn di zaman sekarang. Sejumlah ulama seperti mengupayakan pemahaman Hadis tekstual dan kontekstual lokal, universal. Perkembangan hadis dari zaman Nabi SAW hingga era global yang mana hadis telah ada dalam bentuk website dan aplikasi yang dapat digunakan melalui smartphone. Konsumsi hadis pada zaman modern sudah tidak terlalu
memperhatikan keshahihan sebuah hadis, hal ini terlihat dari bagaimana narasi keagamaan digunakan untuk kepentingan tertentu. Termasuk hal yang sangat penting dalam memahami sunnah dengan baik, ialah dengan cara menyesuaikan antara berbagai hadis shahih yang redaksinya tampak seolah-olah bertentangan, demikian pula makna kandungannya, yang sepintas lalu tampak berbeda.
Konten hadis yang tersebar di media sosial begitu banyak, apalagi dalam setiap platform jejaring sosial yang terdapat di media sosial nyaris seluruh mempunyai  konten yang terdapat hadis di dalamnya. Tetapi, tidak seluruh konten hadis yang tersebar di media sosial shahih kualitasnya. Pencarian data mengenai hadis pada masa perkembangan teknologi yang makin canggih, mempermudah para pengguna internet untuk memperoleh hadis yang diinginkannya lewat aplikasi yang tersedia pada smartphone. Dari sekian banyaknya aplikasi jejaring sosial yang digunakan, penulis akan menguraikan aplikasi yang kerap serta banyak digunakan oleh kalangan masyarakat saat ini, yaitu Facebook, Twitter, dan Instagram. Akibat terdapatnya Sebagian data informasi yang dimunculkan dan dikonsumsi publik menjadi tidak terkendali, baik dari sisi pengetahuan maupun di tingkat nasional, dan beberapa informasi terbukti dipalsukan karena bersumber dari media yang tidak terpercaya. Sama halnya dengan mengirim informasi atau memposting konten yang berkaitan dengan sabda Rasulullah SAW. Dalam kajian ilmu hadis, ketika ditemukan sebuah informasi (hadis) dan penyebar informasi tersebut (rawi) disampaikan oleh seseorang yang tidak kredibel, maka informasi tersebut perlu untuk dipertanyakan kebenarannya. Konten hadis yang tersebar di media sosial tidak sepenuhnya bisa dijadikan dalil/rujukan untuk menjalankan sunnah Rasul, kecuali jika kita sendiri yang mencari kebenaran atas kualitas hadis tersebut. Tidak sedikit kasus di media sosial yang memposting konten hadis, namun hadis tersebut setelah diteliti kembali ternyata hadis dha'if. Dampaknya, oknum yang menyebarkan informasi tersebut telah menyebarkan kesesatan kepada orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun