Penghulu inisial AH: YANG MENARIK ADALAH OPSI KE 3..JADI KUA HANYALAH TEMPAT MENCATAT..ADAPUN PELAKSANAAN DAN SYARAT YANG LAIN URUSAN LEMBAGA LAIN..SEMISAL,KEPENGURUSAN MASJID,ATAU LAINNYA..BEGITU SELESAI NIKAH MAU MENCATAT,ADA YANG KURANG,SEMISAL NAMA TIDAK COCOK,KTP,SALAH LANGSUNG TOLAK..KALO UDAH LENGKAP..BERI TANDA TERIMA YANG BERTULISKAN..SILAHKAN BUKU NIKAHNYA DI AMBIL TANGGAL YG DI TENTUKAN..TIDAK HARUS NGANTAR KERUMAH SEPRT SELAMA INI
29 Desember 2012 pukul 5:39 · Suka
Maz Kim poin 3 sdh diatur di UU administrasi kependudukan..
29 Desember 2012 pukul 6:01 melalui seluler · Suka
Penghulu inisial AH: Ma'af Maz Kim..UU kependudukan tidak mengatur urusan Nikah Warga muslim..artinya tidak perlu ada tetek bengik pelaksanan nikah oleh KUA Tapi KUA cukup mencatat apa bila seseorang telah di nyatakan menikah dan syah oleh sebuah lembaga..semisal kemasjidan itu..atau di hapus aja pencatat nikah sekalian KUA Nya biar pencatan dilakukan oleh CAPIL AJA...HEHEHEHEHE
29 Desember 2012 pukul 6:12 · Suka
Maz Kim maaf juga mas Ahmad Hadiri,,he4...
dalam UU 23/2006 pasal 34 ayat (4) KUA jg disebut di situ...
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 23 TAHUN 2006
TENTANG