Â
Beberapa hari ini media online di tanah air ramai memberitakan tentang kantong plastik yang tidak lagi gratis diberikan kepada pembeli. Walaupun jauh-jauh hari sudah diumumkan tentang ini & pelaksanaannya juga masih dalam taraf uji coba, ternyata reaksi pembeli pada hari H nya masih cukup banyak yang protes. Harganya (Rp.200/kantong) yang tergolong sangat murah (dibandingkan di sini) ternyata bukan jaminan untuk pembeli rela begitu saja membayarnya.
Reaksi seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di Jerman, ketika pembeli tahu bahwa pusat perbelanjaan Karstadt, Media Markt (toko elektronik) & toko mode C&A mulai ikut berpartisipasi meniadakan kantong plastik gratis, yang pelaksanaannya akan dimulai antara awal Maret-April 2016.
Dari beberapa komentar yang saya baca di dunia maya, mereka umumnya mengatakan bahwa itu hanya akal-akalan para pengusaha (pedagang) untuk lebih mengeruk keuntungan dengan mengatasnamakan keselamatan lingkungan. Apalagi harganya (mulai 20 cent/kantong) juga dua kali lipat dari harga biasa. Mereka merasa jelas-jelas dirugikan karena mereka sudah mengeluarkan uang banyak untuk belanja, tetapi masih harus membayar kantong plastik yang seharusnya diberikan gratis sebagai bagian dari service toko.
Selain itu mereka juga beranggapan, bahwa sampah plastik yang masih banyak berserakan di jalan adalah plastik dari bungkus makanan & minuman. Hanya sedikit sekali yang berasal dari kantong belanja plastik. (Alasan mereka tidak salah karena kenyataannya kantong plastik yang berukuran sedang sampai besar masih bisa digunakan kembali untuk keperluan lain. Sedangkan yang berukuran kecil dengan motif yang lucu & menarik biasanya juga sayang kalau dibuang begitu saja).
Luapan emosi ketidakpuasan pembeli terhadap penghilangan kantong plastik di sebuah toko pernah saya alami langsung ketika belanja beberapa bulan lalu. Seorang pembeli yang ada di depan saya meminta dengan paksa kepada kasir sebuah kantong plastik gratis untuk belanjaannya seharga kira-kira 40€. Diskusi di antara mereka berdua baru terselesaikan setelah Stellvertreter (wakil manager) toko meluluskan permintaannya.
Baru saja masalah itu lewat, di kas sebelah ada kejadian serupa. Hanya bedanya, pembeli langsung ngeloyor pergi meninggalkan belanjaannya yang belum dibayar. Protes sebab tidak ada lagi kantong plastik gratis.
Melihat ketidakharmonisan hubungan yang terjalin antara pembeli & pedagang hanya sebab masalah kantong plastik gratis, sebuah perusahaan besar Jerman, dm (drogerie markt), yang cabangnya sudah menggurita sampai Eropa Timur membuat terobosan baru untuk kepuasan konsumen, yaitu meminjamkan tas (kantong) belanja kain. Untuk jaminannya kita harus membayar 2€/tas.Â
Tas kain (Stoffbeutel) yang biasa disebut "Pfandtasche" ini bisa kita dapatkan di setiap kasir cabang dm. Tas polos & tanpa motif (kecuali logo kecil perusahaan di cantelannya) ini, ragam warnanya selalu diganti untuk jangka waktu tertentu. Kadang biru, merah, hijau, lila atau yang lainnya. Tas, yang menurut saya cukup keren ini, selain lebih stabil dari kantong plastik sebab bisa dipakai berkali-kali & dicuci (seperti baju) juga mengurangi sampah. Kalau kita sudah bosan dengannya sebab kondisinya sudah lusuh, kotor, robek atau warnanya mulai pudar, kita bisa menukarkannya dengan yang baru atau minta kembali uang (2€) di setiap cabang dm. Jadi tidak harus ke cabang di mana kita membelinya. (Mau mengembalikan tas atau tidak, itu terserah kita).
Produksi tas ini pada awalnya (2012) dikerjakan di Jerman (Augsburg) oleh perusahaan Manomama. Karena alasan untuk menghemat ongkos produksi & juga ingin membantu taraf hidup masyarakat miskin di India untuk mempunyai pekerjaan, maka pembuatannya dipindahkan ke Tirupur.
Selain mengerjakan pembuatan tas-tas baru, perusahaan tersebut juga mendaur-ulang tas-tas yang kita kembalikan tersebut. Hasilnya bisa berupa syal, baju atau yang lainnya. Dan tentu saja bisa dijual kembali. Siklus yang tidak terpotong & menguntungkan semua pihak.
Langkah yang ditempuh dm tentu saja bisa membantu melegakan pembeli (termasuk saya) untuk menghemat pengeluaran, jika kita lupa membawa kantong belanja. Seandainya kita semua benar-benar mau berpartisipasi untuk kelangsungan hidup alam kita, hendaknya para pedagang (pengusaha) ikut andil juga memberikan jalan keluar yang lebih baik kepada pembeli. Berikan pilihan yang lebih beragam kepada pembeli untuk bisa mengurangi pemakaian kantong plastik. Meminta mereka untuk membawa tas belanja sendiri atau harus membelinya di toko, belumlah cukup sebagai jalan keluarnya.Â
Sudah dibantu berpromosi dengan menenteng ke mana-mana kantong plastik mereka yang berlogo, masa untuk itu kita harus membayarnya?
Â