Mohon tunggu...
Yuni Bues
Yuni Bues Mohon Tunggu... -

- Suka makan & ketawa\r\n- Karyawati di satu perusahaan di Jerman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sewa Tanah untuk Berkebun di Jerman

5 Agustus 2014   18:52 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:21 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

- dari luas tanah 200 m2 - 450 m2, hanya 24 m2 yang diperuntukan bagi tempat tinggal. Ketentuan ini berlaku beda di setiap negara bagian Jerman. Laube harus dari kayu atau bisa juga tembok.

- 1/3 dari luas tanah harus ditanami pohon buah atau sayuran, tidak boleh rumput semua. Lagian juga gak enak dilihat, kalau semuanya rumput. Gak ubahnya seperti tempat mini golf.
Pemilik juga harus memperhatikan agar cabang-cabang pohon buahnya tidak mengganggu tetangga. Makanya untuk merawat kebun tersebut Landesverband der Gartenfreunde menyarankan min.2 orang yang harus tinggal, apalagi untuk merawat kebun diperlukan waktu 10 jam/minggu.

- pohon hutan atau pohon yang segede gaban dilarang ditanam, karena bisa bikin gelap kebun tetangganya. Siapa sih yang rumahnya mau ketutupan pohon & gak dapat sinar matahari. Begitu juga dengan Hecken (tanaman pagar), tingginya tidak boleh lebih dari 1,25m. Untuk orang lain masih bisa lihat, seperti apa sih kebun kita itu. Malas atau tidaknya kita, bisa terbaca dari kebunnya.

14072142501998641235
14072142501998641235
1407214268213589868
1407214268213589868

- kolam renang kecil boleh, asal pondasinya tidak terbenam di tanah. Jadi kalau lagi panas-panasnya, masih bisa nyebur.

- bikin grill, mis.sate, babi guling, silahkan. Asal jangan bikin api unggun. Kalau mau bikin pesta kebun, lebih baik lapor dulu ke tetangga atau mengundangnya sekalian, karena kita tinggal dalam 'satu keluarga' & juga untuk mencegah rasa cemburu tetangga yang akhirnya bisa mengundang keributan. Dan harus juga ingat waktu, bahwa mulai jam 22.00 suasana harus tenang. Jangan bikin pesta seperti diskotik yang gedumbrangan sampai pagi.
Antara jam 13.00-15.00  waktunya istirahat siang, jadi harus tenang. Yang suka ngerumpi & ketawa terbahak-bahak, volume suara harus dikecilkan.

Petugas Schrebergarten juga sering mengontrol untuk melihat apakah kita sudah mengikuti ketentuan yang berlaku, baik untuk penataan kebun, rumah atau yang lainnya. Kalau kita melanggarnya, bisa jadi kita dikeluarkan. Orang yang hanya mengincar untuk mendapatkan lahan sewa yang besar, tapi malas mengerjakannya, lebih baik urungkan saja niatnya.

Schrebergarten memang disediakan bagi orang-orang yang mempunyai kegemaran berkebun. Di tangan merekalah lahan-lahan yang tadinya tidak dilirik & terbengkalai disulap menjadi oase hijau yang menyenjukan hati. Penghuninya juga bermacam-macam profesi, ada dokter, pengacara, koki, artis, sampai para Harz IV ( orang-orang yang hidup dari bantuan sosial pemerintah).
Seandainya proyek seperti ini dikerjakan di Indonesia, terutama kota-kota besar, tentu wajah daerah hunian kita akan tampil lebih indah lagi. Pemukiman-pemukiman kumuh di sepanjang rel kereta api, sungai, waduk, jembatan dan sebagainya akan berubah menjadi kebun-kebun kecil, yang tidak saja enak dipandang mata, tetapi juga menjadi penyumbang udara bersih di sekitarnya. Semoga Presiden baru kita lebih memperbanyak lagi ruang hijau.

14072143091893136663
14072143091893136663
14072143291897825634
14072143291897825634

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun