Mohon tunggu...
SAL
SAL Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Seorang freelancer yang tertarik di dunia pendidikan, editorial, dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kualitas Pendidikan Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi

31 Desember 2024   09:00 Diperbarui: 31 Desember 2024   03:49 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Apakah masih ada sekelompk orang  yang meragukan pentingnya pendidikan bagi bangsa Indonesia? Padahal dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sudah sangat jelas menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengambangkan kamampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada pasal tersebut sudah sangat jelas dituliskan bahwa pendidikan merupakan hal penting yang harus diperhatikan karena akan menjadi ujung tombak bagi kemajuan bangsa Indonesia. Lain daripada itu, pendidikan yang berkualitas akan memberikan seorang individu pengetahuan dan keterampilan yang dapat digunakan dalam mencari pekerjaan sehingga dapat menjalani kehidupan yang layak.

Kemudian bagaimana peran guru dalam memberikan pendidikan yang berkualitas bagi peserta didiknya? Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa guru yang ideal seharusnya memahami prinsip-prinsip pendidikan yang terkait dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam merujuk pada kekuatan, potensi, atau kondisi bawaan yang dimiliki setiap individu, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan kondisi sosial, budaya masyarakat, serta perkembangan zaman yang sedang berlangsung. Kodrat alam mencakup aspek sosial, budaya, ekonomi, hingga geografis, sedangkan kodrat zaman mencakup perkembangan yang dilalui peserta didik seiring perkembangan zaman. Sehingga, kodrat alam dan kodrat zaman ialah konsep yang tidak dapat dipisahkan sebagai bagian dari individu sehingga pendidikan yang berkualitas seharusnya dapat relevan pada kebutuhan peserta didik sesuai kodrat yang dimilikinya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disumpulkan bahwa setiap individu peserta didik memiliki karakter yang berbeda-beda, perbedaan status sosial, status ekonomi, lingkungan tempat tinggal, pola asuh orang tua, hingga lingkungan sekolah akan membentuk individu menjadi pribadi yang berbeda dan unik sehingga kebutuhannya akan belajar tentu akan berbeda pula.

Pendidikan tidak hanya sekadar proses transfer pengetahuan dari guru kepada siswa atau pencapaian dan penyelesaian kompetensi kognitif. Bagaimana setiap konsep yang dapat diterima dengan oleh peserta didik seharunya menjadi perhatian bagi seorang guru. Disinilah konsep perkembangan paradikma baru pendidikan dapat digunakan, dengan manawarkan pendidikan yang lebih humanis, memunculkan peluang bagi setiap peserta didik untuk mendapatkan pendidikan yang bermakna sehingga kebutuhan belajar peserta didik pada proses pembelajaran dapat terpenuhi.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah upaya untuk menyesuaikan proses pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan belajar masing-masing siswa (Tomlison 2001). Memenuhi kebutuhan belajar peserta didik bukan berarti seorang guru harus mengajar dengan cara dan materi yang berbeda pada setiap peserta didiknya, bukan pula membuat berbaagai jenis soal yang berbeda. Substansi pembelajaran berdiferensiasi terletak pada memfasilitasi perbedaan-perbedaan yang dimiliki peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama (Maryam, 2021).

Poin utama dari pembelajaran berdiferensiasi adalah pada cara guru memperhatikan kekuatan dan kebutuhan siswa mereka.(Marlina, 2019). Sehingga, pembelajaran berdiferensiasi dapat menjadi solusi dalam memecahkan masalah keberagaman kemampuan peserta didik selama proses pembelajaran. Terdapat tiga strategi dalam pembelajaran berdiferensisia, yaitu:

  • Diferensiasi Konten
    Diferensiasi konten adalah salah satu strategi pendekatan pembelajaran berdiferensiasi yang dirancang untuk memastikan seluruh peserta didik mendapatkan akses yang sama kedalam materi yang diberikan. Tomlison pada tahun 2001 mengemukakan tentang pemetaan kebutuhan belajar peserta didik, yaitu kesiapan belajar peserta didik (readliness), minat belajar peserta didik, dan profil belajar peserta didik. Dengan memahami pementaan kebutuhan peserta didik guru dapat mengenali dan memahami konten pembelajaran yang sesuai tingkat pemahaman peserta didik. Guru yang memahami kebutuhan ini, juga dapat mengembangkan rencana pembelajaran yang akan digunakan di dalam kelas.
  • Diferensiasi Proses
    Pembelajaran berdiferensiasi proses mengacu pada cara memahami dan memaknai  setiap materi selama pembelajaran. Pada peneliatian yang dilakukan oleh Amin, dkk pada tahun 2023, menunjukan bahwa implemantasi pembelajaran berdiferensiasi produk dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, Karena, pada strategi ini guru tidak hanya melakukan proses pembelajaran, tetapi juga mengajak peserta didik untuk memaknai apa yang dipelajari selama proses pemeblajaran. Beberapa cara yang dapat dilakukan menggunakan kegiatan berjenjang, menyediakan pertanyaan pemandu untuk mneyelesaikan tantangan sesuai sudut pandang dan minat belajar pesera didik, hingga membuat agenda individu.
  • Diferensiasi Produk
    Diferensiasi produk adalah strategi pembelajaran yang berfokus pada aktivitas pembuatan produk untuk mengetahui kemampuan peserta didik secara menyuluruh pada umumnya strategi ini memiliki jangka waktu tertuuntu misalnya satu unit pembelajaran, satu semester, hingga satu tahun. Terdapat dua titik fokus utama pada strategi ini yaitu tantangan dan kreativitas (Faiz, 2022). Pada strategi pembelajaran ini guru berperan sebagai fasilitator bagi peserta didik seperti menentukan indikator pekerjaan yang ingin dicapai, konten yang harus muncul di dalam produk yang dibuat, peranangan proses pengajadan, dan hasil yang diharapkan pada produk yang dibuat (Faiz, 2022).
  • Diferensiasi Lingkungan Belajar
    Diferensiasi lingkungan belajar adalah kondisi pembelajaran yang merujuk pada pengaturan dan penyesuaian yang dilakukan guru unntuk menciptakan pengalaman belajar yang sesui kebutuah, minat dan pengalaman belajar peserta didik beragam.

Pembelajaran berdiferensiasi yang berfokus pada kebutuhan belajar peserta didik hingga memaknai setiap pembelajaran bukan hanya dapat membantu peserta didik untuk memahami materi yang selama pembelajaran. Pembelajaran ini juga dapat menjadi sebuah proses untuk meningkatkan belajar peserta sesuai kareakternya. Selain itu, pembelajaran berdiferensiasi juga menyiapkan peserta didik sebagai individu yang siap masuk ke masyarakat. Setiap individu ini nantinya diharapkan dapat bergabung dalam masyarakat dan ikut dalam berperan dalam memajukan bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun