Yang menjadikan perbedaan masuk dalam aspek penanganan masalah yang cepet. Nabi seringkali cepat dalam menangani permasalahan yang muncul, dari awal sudah didentifikasi bagaimana penyebabnya.Â
Sedangkan pemerintahan Indonesia sangat kurangnya ketegasan aparatur dalam menangani masalah yang menjadikannya semakin timbulnya permasalahan baru yang datang dan semakin meluas hinggga waktu yang sangat panjang.Â
Dengan aturan kerukunan antar umat yang beragama ini, seharusnya Piagam Madinah dijadikan sebagai teori atau landasan yang bisa dicontoh dalam menangani masalah yang datang agar lebih cepet teratasi dan tidak berkelarutan. Sikap Nabi perlu dijadikan pedoman atau cerminan diri yang harus dipedomani agar terciptanya sebagaimana masyarakat madani yang sesungguhnya dalam konteks permasalahan kerukunan antar umat beragama (Marzuki).
Dalam mewujudkan kerukunan antar umat beragama sangat dibutuhkan jiwa persaudaraan (ukhuwah) untuk menjamin kendala perpecahan akan terjadi. Perpecahan yang seringkali terjadi hanya menganut persoalan perbedaan yang seharusnya tidak dipikirkan bahkan menjadi masalah yang serius.Â
Seperti perbedaan pemahaman dalam agama justru itu hal yang sepele dan semua manusia berhak merasakan karena sudah menjadi manusiawi, karena tidak termasuk konteks yang dapat memecah-belahkan ukhuwah islamiyah. Banyak sekali perpecahan yang terjadi antar umat beragama hanya disebabkan hal yang sepele, tidak perlu terpikirkan oleh orang lain, malah menjadi masalah yang seringkali dipikirkan hingga menjalur ke topik lain.Â
Dan bukankah Allah Swt pernah memerintahkan untuk selalu menjaga perdamaian dunia muslim yang harus dijadikan landasan dalam kehidupan sehari-hari. Dicantumkan pada surah Al-Hujurat ayat 9 dan pada surah Ali Imron ayat 103 yang menjelaskan bahwa berpeganglah kamu semua, janganlah hidup sendiri-sendiri, dan jagalah kerukunan antar agama (Elkarimah M. F., 2017).
Ajaran Islam mengajarkan bahwa kerukunan antar umat beragama perlu mendapatkan perhatian yang khusus dari lembaga masyarakat. Islam juga mengajarkan bahwa Islam bersifat universal, karena adanya Rasul yang diutus oleh Tuhan untuk menyampaikan kepada semua umat manusia yang ada di bumi. Islam diajarkan untuk percaya bahwa Tuhan itu hanya satu dan ada nyata.Â
Dalam islam pun tidak ada pemaksaan untuk harus memilih agama Islam. Selain itu, Islam juga tidak melarang untuk umatNya berperilaku baik kepada sesama muslim bahkan juga kepada umat non muslim. Tidak ada yang menunjukkan sikap permusuhan antara muslim dan non muslim.Â
Sejak zaman Nabi pun, kerukunan antar umat beragama sudah terjadi dengan baik antara kalangan muslim dengan non muslim. Begitu juga dengan kalangan non muslim, banyak yang sudah menyadari akan toleransi kepada umat beragama lain tanpa meninggalkan kewajiban aktivitas (Ahsan, 2015).
Keterkaitan Masyarakat Madani dan Globalisasi
Madani sendiri memiliki 3 hal yang terkandung didalamnya yakni terdapat agama, peradaban, dan juga perkotaan. Dimana terdapat keterkaitan antara agama, peradaban dan perkotaan yaitu agama sebagai sumber, bahan, acuan.Â