Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) memainkan peran strategis dalam mendukung sistem pendidikan di Indonesia. PGMI mempersiapkan calon guru untuk madrasah ibtidaiyah, yang merupakan lembaga pendidikan dasar berbasis Islam. Di tengah pesatnya perkembangan zaman dan globalisasi, PGMI dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti tuntutan pengajaran modern, integrasi teknologi, dan penguatan karakter siswa. Kontribusi PGMI terhadap pendidikan masa depan di Indonesia sangat tergantung pada seberapa kuat PGMI dalam memenuhi kebutuhan pendidikan yang berkembang, baik dari aspek kurikulum, kompetensi lulusannya, serta dukungan dari pemerintah dan masyarakat.
1. Kualitas Pendidikan di PGMI
Salah satu faktor kunci yang menentukan kontribusi PGMI terhadap pendidikan masa depan adalah kualitas pendidikan yang diberikan. PGMI perlu memberikan pendidikan yang tidak hanya berbasis agama, tetapi juga sejalan dengan kebutuhan pendidikan abad ke-21. Kurikulum PGMI harus terus diperbarui agar relevan dengan perkembangan teknologi, inovasi pengajaran, serta tuntutan pendidikan modern. Guru-guru yang dihasilkan dari PGMI diharapkan tidak hanya mampu mengajarkan materi agama Islam, tetapi juga mampu menggunakan teknologi dalam pembelajaran, serta menerapkan metodologi pengajaran yang inovatif dan interaktif.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Zaini dan Ismail (2020), integrasi teknologi dalam pendidikan dasar di Indonesia menjadi salah satu indikator kunci keberhasilan pendidikan modern. Dalam konteks ini, PGMI perlu mempersiapkan calon guru dengan kemampuan literasi digital yang memadai. Kurikulum yang dikembangkan harus mencakup keterampilan digital agar lulusan PGMI mampu bersaing di era revolusi industri 4.0. Jika PGMI mampu mengimplementasikan kurikulum berbasis teknologi, maka kontribusi PGMI terhadap pendidikan masa depan akan semakin besar.
2. Kesiapan Lulusan dalam Menghadapi Tantangan Global
Selain kualitas pendidikan yang diberikan, kesiapan lulusan PGMI dalam menghadapi tantangan global juga menjadi tolok ukur seberapa besar kontribusi program ini terhadap pendidikan masa depan. Di era globalisasi, guru-guru MI yang dilatih oleh PGMI tidak hanya diharapkan menjadi pendidik yang kompeten di bidang agama, tetapi juga agen perubahan sosial yang mampu menghadapi dinamika kehidupan yang semakin kompleks. Mereka harus bisa mengajarkan nilai-nilai toleransi, perdamaian, serta menghargai keragaman.
Sebuah penelitian oleh Mansur dan Hidayat (2018) menggarisbawahi pentingnya peran guru dalam mendidik generasi yang tanggap terhadap perubahan sosial dan budaya. Lulusan PGMI diharapkan tidak hanya mampu mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang inklusif. Pendidikan karakter, yang menjadi salah satu fokus utama madrasah, harus dikombinasikan dengan pendekatan yang relevan dengan tantangan global saat ini. Jika lulusan PGMI mampu berperan sebagai guru yang tanggap terhadap perubahan, maka kontribusi mereka terhadap pendidikan di Indonesia akan semakin kuat.
Kontribusi PGMI terhadap pendidikan masa depan juga bergantung pada dukungan pemerintah. Pemerintah berperan penting dalam mengarahkan kebijakan pendidikan, termasuk alokasi anggaran dan pengembangan kompetensi guru. Madrasah ibtidaiyah, sebagai salah satu
bagian dari sistem pendidikan nasional, memerlukan perhatian khusus dalam hal pembiayaan, peningkatan kapasitas, serta penyediaan fasilitas yang memadai.
Sebuah laporan dari Kementerian Agama (2021) menunjukkan bahwa peningkatan anggaran untuk pendidikan madrasah telah memberikan dampak positif terhadap kualitas pengajaran di madrasah. Namun, untuk memperkuat PGMI, pemerintah perlu melibatkan lebih banyak program pelatihan bagi calon guru, meningkatkan sarana teknologi pendidikan di madrasah, serta memperluas akses terhadap sumber daya pendidikan modern. Jika pemerintah terus mendukung pengembangan madrasah dan program PGMI secara konsisten, maka program ini akan semakin kuat dan berkontribusi besar terhadap pendidikan nasional.
4. Dukungan Masyarakat