Ditengah gejolak ekonomi yang terus memburuk. Dengan di tandai nilai tukar rupiah terhadap dolar yang kian terpuruk. Dan belum adanya isu isu positif dari kebijakan pemerintah. Membuat kian tidak jelasnya nasib rakyat.
Seiring dengan diberlakukannya MEA ( Masaralat ekonomi asean ) yang diiringi kebijakan pemerintah yang tidak jelas. Yaitu dengan memperbolehkan tenaga kerja asing yang bekerja di indonesia untuk bisa masuk bekerja di indonesia, walau tidak menguasai bahasa indonesia. Suatu bahasa pemersatu yang sangat di banggakan oleh seluruh bangasa indonesia. Kini pemerintah telah dengan sengaja melupakan itu semua. Pemerintah tidak lagi bangga terhadap bahasa kita sendiri. Padahal jika pemerintah mewajibkan bahasa indonesia untuk semua tenaga kerja asing, niscaya akan banyak tempat tempat kursus atau tempat tempat pelatihan bahasa indonesia di negara negara tetangga, dan tidak menutup kemungkinan mereka akan merekrut tenaga pengajar dari indonesia. Dan akhirnya akan menambah lapangan kerja baru untuk kita.
Dan makin memburuknya ekonomi membuat PHK banyak menimpa pekerja. Sudah banyak parik pabrik yang telah merumahkan karyawannya, dengan alasan lesunya penjualan. Di sisi lain telah banyak tenaga kerja asing yang telah banyak masuk ke negara kita. Kebanyakan dari mereka yang telah masuk ke indonesia adalah tenaga kerja dari Cina. Maka tidaklah heran jika mereka menuntut pemerintah untuk menghentikan PHK terhadap tenaga kerja insonesia. Dan menolak tenaga kerja asing yang masuk untuk bekerja di indonesia jika tidak menguasai bahasa indonesia. Mereka menyebut orang cina, bukan berarti mereka benci terhadap orang cina. Cuma karena saat ini kebanyakan dari pekerja asing yang sudah masuk adalah orang orang dari cina, makanya mereka sering menyebutnya cina ( pekerja asing ). Mereka tidak rela jika harus ter PHK dan menjadi pengangguran di negeri sendiri. Sementara tenaga asing terus terusan di berikan lapangan pekerjaan oleh pemerintah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H