Ide adalah salah satu faktor terpenting lahirnya sebuah karya. Ide menjadi modal awal bagi penulis dalam membuat cerita seperti cerpen atau novel. Melalui ide, penulis akan dituntun dalam menemukan unsur-unsur yang membangun cerita. Maka dari itu, ide dan penulis tak terpisahkan.Â
Kemampuan penulis dalam menggali ide berbeda-beda. Ada yang dengan mudah menemukannya, ada pula yang kesulitan. Tak menutup kemungkinan, sewaktu-waktu penulis mengalami mandeg ide atau yang biasa disebut dengan writer block.Â
Ide diperoleh dari berbagai hal. Bisa dari apa yang kita lihat, dengar, baca, rasakan, dan kejadian di sekitar kita. Jika kita cukup peka, sebenarnya mudah untuk memperoleh ide. Gola Gong menyebutkan dalam bukunya yang berjudul 'Jangan Mau Gak Nulis Seumur Hidup" bahwasannya ide itu bukan dicari, tapi ditemukan. Banyak sekali sumber ide di sekitar kita yang berpotensi mendatangkan inspirasi dalam menulis. Terdapat trik yang berguna untuk menggali ide dalam menulis cerita. Berikut ini tekniknya.
1. Gunakan Metode Jurnalistik
Biasanya metode jurnalistik dipakai dalam teknik wawancara. Pewawancara mengajukan pertanyaan mencakup unsur 5w+1h kepada narasumber. Keenam elemen tersebut diantaranya, what, who, when, where, why, dan how. Implementasi unsur 5w+1h ke dalam penggalian ide cerita adalah tips yang ampuh. Dalam hal ini, dibutuhkan keaktifan indera kita untuk melakukan penelaahan terhadap situasi sekitar.Â
Cobalah untuk menginjakkan kaki keluar rumah, berjalan-jalan, dan pergi ke tempat ramai. Amati setiap orang dan objek yang tersuguh di depan mata. Galilah informasi dengan metode jurnalistik ini . Sebagai penggambaran, kita melihat tukang bubur. Lantas dekati dia dan ajukan pertanyaan-pertanyaan seperti siapa nama bapak itu, dimana tinggalnya, dimana tempat ia mangkal, berapa pendapatan perhari, dan lain sebagainya.Â
Keruklah informasi sampai ke akar-akarnya. Semakin banyak informasi, semakin baik. Jangan lupa dicatat atau direkam biar tidak lupa. Sesudah itu, berimajinasilah. Ajukan pertanyaan 'how' ke diri sendiri. Bagaimana hubungan dengan keluarga, anaknya, istri, tetangga, lingkungannya, bagaimana perilakunya, dan banyak aspek 'how' lain yang dapat digali.Â
Contohnya, setelah wawancara, diperoleh informasi bahwa tukang bubur bernama Wahyu yang berjualan bubur demi menghidupi keluarga serta anaknya kuliah. Bayangkan penghasilan Pak Wahyu menjadi sumber konflik dalam keluarga. Sebelum menuliskan cerita, buat sinopsisnya. Misal seperti berikut,
"Pak Wahyu, seorang tukang bubur yang sering mangkal di perempatan. Ia memiliki penghasilan tak seberapa. Kerap pendapatan Pak Wahyu menimbulkan konflik dengan sang istri. Karena lelah dengan nasib, Pak wahyu terpaksa mencuri sebuah rumah besar di perumahan. Ia ketahuan dan dipenjara. Di penjara, Pak Wahyu menyadari kesalahannya."
Dari sana udah tergambar, kan, alurnya seperti apa, hingga endingnya bakal kayak gimana. Kita dapat mengembangkan cerita sesuai dengan yang kita inginkan. Apabila kamu tidak ingin mewawancarai langsung, karang saja di kepala. Lihat seseorang, ajukan 5w+1h ke diri sendiri. Lalu, gunakan pula teknik 'Bagaimana jika'. Misal, kita liat ibu-ibu menenteng plastik. Tiba-tiba muncul berbagai 'Bagaimana jika' di kepala seperti "Bagaimana jika ibu-ibu itu adalah buron?", "Bagaimana jika yang dibawanya adalah bom?", "Bagaimana jika ia hendak menuju tempat peristirahatan terakhir anaknya?" "Bagaimana jika ia sedang berjualan?", dan lain-lain.Â
Gimana? Sudahkah tergambar tekniknya? Cobalah gunakan cara ini, maka kamu akan dengan mudah menjemput ide dan mendudukkannya di kepalamu.Â
2. Menggali Ide dari Artikel atau Berita
Ide bisa diperoleh dari artikel. Trik ini terdapat campur tangan elemen 5w+1h. Baca dan pelajarilah artikel, lalu identifikasi 5w+1h-nya. Agar lebih jelas, mari kita ambil contoh. Misalnya kita membaca artikel tentang kasus Vina. Setelah mengetahui unsur 5w+1h-nya, tambahkan ramuan imajinasi. Kita tau bahwa mendiang Vina dibunuh dan dilecehkan oleh sekelompok geng motor. Namun, dalam imajinasi, misalnya, kita ingin membuat Vina selamat dan keadaan psikisnya terguncang. Sementara pelaku, diamuk masa sampai meninggal. Lahirlah cerita yang mengandung unsur psikologis, yakni penyembuhan dari trauma. Kejadian yang dialami Vina kita bayangkan sebagai masa lalu tokoh utama.Â