Mohon tunggu...
salimah
salimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahaiswa UIN SGD Bandung

mahasiswa kebanyakan hobi

Selanjutnya

Tutup

Analisis

FOMO dan Self-Diagnosis: Ancaman Serius terhadap Kesehatan Mental Generasi Z

15 Desember 2024   10:20 Diperbarui: 15 Desember 2024   10:16 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: https://id.pinterest.com/pin/833658581065178626/

Generasi Z, yang tumbuh di era digital, sangat akrab dengan media sosial dan teknologi. Namun,

di balik kemudahan akses informasi dan konektivitas, terdapat sisi gelap yang mengancam

kesehatan mental mereka. Dua fenomena utama yang perlu kita perhatikan adalah Fear of

Missing Out (FOMO) dan self-diagnosis.

FOMO, atau rasa takut ketinggalan sesuatu yang menyenangkan atau penting, semakin mengakar
pada generasi Z. Konstannya paparan kehidupan sempurna orang lain di media sosial
menciptakan tekanan untuk selalu terlibat dalam setiap aktivitas dan tren terbaru. Akibatnya,
muncul kecemasan, perasaan tidak cukup baik, dan kesulitan menikmati momen saat ini.
Di sisi lain, maraknya informasi mengenai kesehatan mental di internet mendorong banyak
generasi Z untuk melakukan self-diagnosis. Mereka mencari gejala-gejala yang mereka alami
dan mencoba mencocokkannya dengan berbagai gangguan mental yang ada. Meskipun niat
untuk memahami diri sendiri adalah positif, namun self-diagnosis yang tidak akurat dapat
menimbulkan kecemasan yang berlebihan, bahkan memicu munculnya gejala baru.
Kombinasi antara FOMO dan self-diagnosis menjadi seperti bom waktu yang mengancam
kesehatan mental generasi Z.Kecemasan yang terus-menerus dan kesalahpahaman mengenai
kondisi mental dapat memicu berbagai masalah kesehatan mental yang lebih serius, seperti
depresi dan kecemasan yang berkepanjangan.

Source : https://id.pinterest.com/pin/114138171801042430/
Source : https://id.pinterest.com/pin/114138171801042430/
What we have to do? Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya bersama dari berbagai
pihak:
  • Pendidikan: Meningkatkan kesadaran generasi Z mengenai kesehatan mental yang baik,
    pentingnya menjaga keseimbangan antara dunia online dan offline, serta bahaya self-diagnosis.
    Orang Tua dan Guru: Memberikan dukungan emosional dan membantu anak-anak serta siswa
    untuk mengembangkan keterampilan mengatasi stres dan membangun harga diri yang sehat.
    Profesional Kesehatan Mental: Meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan mental yang
    berkualitas dan terjangkau bagi generasi Z.

    Platform Media Sosial: Mengambil langkah-langkah untuk menciptakan lingkungan online
    yang lebih sehat, misalnya dengan mengurangi konten yang memicu kecemasan dan
    mempromosikan konten yang positif.
    FOMO dan self-diagnosis adalah tantangan nyata yang dihadapi generasi Z. Kita perlu
    bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung kesehatan mental
    mereka. Dengan memberikan pendidikan yang tepat, dukungan yang kuat, dan akses yang
    lebih mudah ke layanan kesehatan mental, kita dapat membantu generasi Z tumbuh menjadi
    individu yang sehat dan bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun