"Nak...., tahan perahunya sebentar, ayah akan mencari karang untuk tambatkan talinya!" teriak sang ayah pada anaknya.Â
...Ketika mereka akan menambatkan perahunya di bibir pantai. Sungguhlah miris, dulu nenek moyang negeri ini tak pernah kesulitan menambatkan perahunya karena sepanjang bibir pantai berpagarkan pohon kelapa yang tumbuh subur nan kokohnya. Memang kini sudah tak bisa dipungkiri, tak lagi banyak kita jumpai pohon kelapa tegak melambai di sepanjang bibir pantai nusantara ini.
=========
Padahal, tanaman kelapa merupakan aset bangsa Indonesia yang luas, namun kini tingkat produktifitasnya masih saja dibawah potensi. Sementara itu produksi Kelapa merupakan tanaman rakyat yang memiliki peran sosial, budaya dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat Indonesia, karena hampir 98% diusahakan oleh rakyat.
Bayangkan saja, pada tahun 2010 luas areal tanaman kelapa tercatat 3.739,35 ribu ha, didominasi oleh perkebunan rakyat seluas 3.697,03 ribu ha. Sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan komoditi kelapa. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan semakin meningkat, mengingat pola hidup masyarakat Indonesia sulit dilepaskan dari komoditas kelapa dan hasil olahannya. Produk tanaman kelapa selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat juga sebagai sumber devisa negara melalui ekspor. Selain itu komoditi ini dapat menyerap tanaga kerja sekitar 6,9 juta KK.
Saat ini Indonesia dikenal memiliki luas perkebunan kelapa terbesar di dunia yakni 3,712 juta Ha, sebagian besar merupakan perkebunan rakyat (96,6%) sisanya milik negara (0,7%) dan swasta (2,7%). Dari potensi produksi sebesar 15 milyar butir pertahun hanya dimanfaatkan sebesar 7,5 milyar butir pertahun atau sekitar 50% dari potensi produksi. Masih banyak potensi kelapa yang belum dimanfaatkan karena berbagai kendala terutama teknologi, permodalan, dan daya serap pasar yang belum merata.
Bertolak dari kenyataan luasnya potensi pengembangan produk, kemajuan ekonomi perkelapaan ditingkat makro (daya saing di pasar global) maupun mikro (pendapatan petani, nilai tambah dalam negeri dan substitusi impor), maka kegiatan pengembangan kelapa merupakan tuntutan kebutuhan. Misalnya dengan pengembangan teknologi untuk perbanyakan dan perbaikan varietas kelapa seperti tissue culture.
Sebenarnya saya sudah sejak lama ingin belajar tentang  tissue culture technologi / Kultur Jaringan. Tetapi baru berkesempatan sekarang menyaksikan langsung bagaimana embrio diambil dari buah kelapa kopyor yang baru saja dipetik (sblm 4 hr). Kemudian embrio dtumbuhkan pd medium di Laboratorium (in vitro), lalu pupus hingga mencapai aklimatisasi. Saat ini harga bibit sebutir kelapa kopyor mencapai 4-5X harga kelapa biasa. Kebutuhan bibit kelapa kopyor ke depan akan terpenuhi dg cara ini. Bahkan dalam perkembangan lebih lanjut saya menjumpai beberapa varietas kelapa unggul yang telah berhasil dikembangkan oleh masyarakat/petani sehingga dengan caranya mereka juga dapat meningkatkan penghasilannya dan mengurangi resiko dalam usahanya. Seperti halnya jenis Kelapa ENTOG yang merupakan jenis kelapa dalam umur genjah dan pohonya pendek. (lihat foto)
Adapun karakteristik dan kelebihan kelapa ENTOG ini antara lain : Umur mulai keluar bunga 3,5 - 4 tahun karena Kelapa Genjah, Umur Hidup antara 50 - 75 tahun karena Kelapa Dalam. Oleh karena itu sebutannya adalah Kelapa Genjah Dalam, karena waktu panen pendek maka buahnya dapat dipanen dengan mudah. Walhasil, paling enak dipanen NIRA-nya bukan buahnya (panen pada 11-12 bulan). Hasilnya bisa harian, sementara kalau kelapa nunggu lama. Bila kelapanya sudah tinggi maka yg dipanen BUAH kelapanya. Nah, saran saya dari janjang yang ada diselang seling dipanen nira dan kelapanya (Metode Gardjito).TIPS Sejahtera Dengan kelapa
Kelapa dalam atau kelapa ENTOG bisa tumbuh dan berbuah dengan baik di seluruh wilayah NKRI , Dari 0 - 1.000 m dpl. Jarak tanam bisa 5 x 5 / 7 x 7 / 7 x 4 atau 7 x 5 (menyesuaikan). Kalau daerah yang sinar mataharinya melimpah bisa lebih rapat mulai berbuah 3,5 - 4 th, lubang tanam 80x80x80 cm / lubang tanam ideal 100 x 100 x 100, isi dengan kompos kohe kambing yg sdh difermentasi 35% , kompos dari hijauan yang sdh difermentsi 35% dan tanah 30% aduk dan campur secara merata masukan ke lubang tanam yg sdh disiapkan, siram dengan larutan pupuk Hayati (apasaja) sesuai petunjuk dosis, dan lakukan penyiraman disertai pemupukan tiap 2-3 bulan, sampai berbuah atau sampai 2 thn juga boleh, kalau ingin buah maksimal, kompos diulang tiap 6 bulan, siram dengan pupuk (sejenis bakterial biosintesa tanah) tiap bulan .
Hasil buah bisa DEGAN (6-7 bulan) atau aneka olahan kelapa (11 - 12 bulan). Berdasarkan pengalaman Petani kelapa entog di Desa Banjarsari yang dibudidayakan dgn sistem organik maka kelapa mulai berbunga 3,5-4 tahun setelah tanam. Setiap 15-30 hari akan muncul bunga baru. Petani memilih membuat gula kelapa (memanen nira) dari pada menjual buah atau minyak. Dengan memproduksi gula, petani memperoleh penghasilan setiap hari dan sudah dapat langsung produksi (3,5-4 tahun setelah tanam). Mari sejahtera dengan kelapa, bukankah dulu nusantara ini tersohor sebagai negeri nyiur melambai. Selamat berkebun kelapa!