Terlepas dari arti kata "Anjay" yang diperdebatkan, sikap sopan dan santun dalam berbahasa memang sangat diperlukan baik dalam komunikasi tatap muka maupun media sosial. Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan preventif untuk mengurangi konflik penafsiran. Selain itu, bahasa yang digunakan juga dapat mencerminkan citra diri dan kepribadian penggunanya. Kita generasi Z yang merupakan penerus bangsa harus  menggunakan bahasa yang baik dan santun dalam berkomunikasi.
Maka dari itu, apapun bentuk dari kata yang tidak sopan pada masyarakat. Baik dari media sosial, pengaruh lingkungan, bahkan pergaulan sehari-hari tidak seharusnya dianggap lumrah atau dijadikan kebiasaan. Karena pada dasarnya semua kata-kata kasar tersebut sangat tidak sopan dan mengandung unsur penghinaan. Meskipun alasanya untuk mengungkapkan kekaguman serta keakraban dalam pertemanan. Masih banyak kata-kata yang beradab lainnya yang  bisa diucapkan untuk hal tersebut. Sehingga mari kita tinggalkan kebiasaan menggunakan kata kata kasar seperti anjing, asu, anjir, babi, dan lain sebagainya dalam kehidupan sehari-hari. Bijak dalam menggunakan internet maupun bermedia sosial dalam bertutur kata, serta bijak memilih pergaulan pertemanan yang baik.
Referensi
Firdaus AN, Rozqi SR, Pribadi F. 2021. Bahasa Sebagai Etika Bermedia Sosial (Kata "Anjay" dan Kontroversinya). Jurnal Ilmu Komunikasi. 4(02): 122-140.
Nawawi IM, dkk. 2022. Analisis Pengaruh Penggunaan Kata Anjay Terhadap Kondisi Psikis Generasi-Z. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Humaniora. 7(01): 24-29.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H