Mohon tunggu...
Muhammad Saleh
Muhammad Saleh Mohon Tunggu... Dosen - mengajar penting tetapi lebih penting belajar

konten yang bermanfaat di tengah orang banyak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jalan Menuju Puncak Prestasi: Pesan dan Doa Ibu

10 Juni 2024   07:14 Diperbarui: 10 Juni 2024   07:21 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Di pinggiran Kota Cinta Sejati Habibie-Ainun, Kota Parepare, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Raihan. Raihan, dengan rambut hitam legam dan mata yang berbinar penuh semangat, tinggal bersama ibundanya di sebuah rumah sederhana di wilayah Kampung Ujung. Sejak kecil, Raihan selalu terinspirasi oleh sosok ibundanya, Ibu Aisyah. Ibu Aisyah, seorang penjual gorengan, selalu bekerja keras demi menghidupi Raihan dan adik-adiknya. Raihan melihat perjuangan sang ibu dengan penuh kekaguman dan tekad untuk membantunya.

Suatu pagi, saat Raihan bersiap berangkat ke sekolah, aroma harum gorengan buatan Ibu Aisyah bunda tercinta sudah memenuhi rumah. Raihan membantu menata gorengan di atas gerobak.

"Nak, ingatlah selalu pesan Ibu," ucap Ibu Aisyah sambil mengelus rambut Raihan. "Belajarlah dengan tekun. Raihan adalah harapan Ibu dan masa depan keluarga kita."

Raihan mengangguk dengan penuh semangat. "Iya, Bu. Raihan tidak akan mengecewakan Ibu."

Di sekolah, Raihan selalu fokus belajar dan berusaha menjadi murid yang terbaik. Dia ingin membanggakan ibunda dan membantunya meringankan beban hidup. Raihan aktif mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler, seperti pramuka dan latihan pidato. Dia selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam setiap kesempatan.

Suatu hari, Raihan mendapat kesempatan untuk mengikuti lomba pidato tingkat antar sekolah tingkat Kota Parepare yang dilaksanakan Majelis Anak Shaleh. Dengan penuh semangat, dia mempersiapkan diri dengan matang. Raihan teringat akan perjuangan ibundanya dan tekadnya untuk membahagiakannya. Dia menulis pidato dengan penuh perasaan, menceritakan kisah inspiratif tentang ibundanya dan bagaimana perjuangannya menjadi seorang ibu yang kuat dan tangguh.

Hari perlombaan tiba. Raihan melangkah dengan penuh keyakinan ke atas panggung. Di hadapan para juri dan penonton, dia menyampaikan pidatonya dengan penuh semangat dan ketulusan. Kata-katanya mengalir dengan lancar, menyentuh hati para pendengar. "Ibu saya adalah seorang pahlawan," ucap Raihan dengan tegas. "Beliau telah bekerja keras demi membesarkan saya dan adik-adik. Tanpa Ibu, saya tidak akan menjadi seperti sekarang ini. Saya berjanji, Bu, Raihan akan terus belajar dan berusaha keras untuk membahagiakan Ibu."

Penampilan Raihan dalam lomba pidato itu sangat memukau para juri dan penonton. Raihan berhasil meraih juara pertama dan membawa harum nama sekolahnya. Air mata kebahagiaan dan rasa bangga menyelimuti Ibu Aisyah saat melihat anaknya meraih prestasi. Raihan telah membuktikan bahwa langkah kaki ibundanya telah mengantarkannya menuju puncak prestasi.

Berita kemenangan Raihan menyebar ke seluruh pelosok kota Parepare. Raihan menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama anak-anak di Kampung Ujung. Banyak anak yang termotivasi untuk belajar dengan tekun dan berbakti kepada orang tua mereka.
Suatu hari, Bu Guru Nita, guru bahasa Indonesia Raihan, memanggilnya untuk berbicara. "Raihan," ucap Bu Guru Nita dengan penuh kekaguman, "pidato kamu di lomba kemarin sangat luar biasa. Kamu telah menginspirasi banyak orang dengan kisahmu. Ibu bangga padamu, Raihan."

Raihan tersenyum dengan penuh rasa haru. "Terima kasih, Bu Guru," ucapnya. "Raihan tidak akan melupakan semua pelajaran dan bimbingan Ibu Guru."

Raihan tidak hanya berprestasi di bidang akademik, tetapi dia juga aktif dalam kegiatan sosial. Dia sering membantu membersihkan lingkungan Kampung Ujung dan mengajar anak-anak di panti asuhan. Raihan ingin menjadi teladan bagi anak-anak lain dan membuat perubahan positif di masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun