Faktor kegagalan Shell UK dalam mengkomunikasikan risk communication-nya:
- Shell dan pemerintah Inggris tidak membalas serangan Greenpeace dengan strategi komunikasi resiko yang lebih baik.
- Â Shell tidak satu suara dalam memberikan informasi kepada publik. Antara Shell UK dengan Shell Jerman dan Belanda sering mengeluarkan informasi yang berbeda, yang membingungkan publik dan membuat kredibilitas Shell dipertanyakan
- Â Greenpeace memanfaatkan media dengan baik, dengan menyuplai berita, pernyataan sikap, dan gambar-gambar kepada stasiun TV dan kantor berita besar. Hal ini tidak dilakukan oleh Shell dan Pemerintah Inggris yang membuat mereka harus mati-matian mempertahankan diri dari serangan-serangan tersebut
- Isu mengenai Brent Spar sudah terlanjur mendapatkan stigma yang buruk di masyarakat, sehingga sulit untuk mendapatkan simpati masyarakat dari kondisi seperti ini.
- Dalam prinsip-prinsip komunikasi risiko, diharapakan untuk mengenal audiens guna merumuskan pesan-pesan komunikasi risiko, audiens harus dianalisis untuk mengetahui motivasi dan pandangan mereka. Selain secara umum mengetahui siapa yang menjadi audiensnya, kita juga perlu mengenalinya sebagai kelompok dan secara ideal sebagai perorangan untuk memahami kekhawatiran serta perasaan mereka dan untuk mempertahankan terbukanya saluran komunikasi dengan mereka. Melibatkan pakar ilmiah kapasitasnya sebagai pengkaji risiko harus mampu menjelaskan konsep dan proses pengkajian risiko.
- Mereka harus dapat menerangkan hasil-hasil pengkajian serta data-data ilmiahnya, asumsi dan pertimbangan objektif yang menjadi dasar penjelasan itu sehingga manajer risiko serta pihak berkepentingan lainnya dapat memahami dengan jelas risiko tersebut. Â Untuk bisa berhasil, komunikasi risiko memerlukan keahlian dalam menyampaikan informasi yang mudah dipahami dan mudah digunakan kepada semua pihak yang berkepentingan. Manajer risiko dan pakar teknis mungkin tidak mempunyai waktu atau keterampilan untuk melaksanakan tugas komunikasi risiko yang kompleks seperti memberikan respons terhadap kebutuhan berbagai audiens (masyarakat, industri, media dll.) dan menyiapkan pesan-pesan yang efektif. Oleh karena itu, orang yang ahli dalam komunikasi risiko harus dilibatkan sedini mungkin. Keahlian ini mungkin harus dikembangkan melalui pelatihan dan pengalaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!