Mohon tunggu...
Salman Al Farisi
Salman Al Farisi Mohon Tunggu... -

seseorang yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ustad Tak Cuma Ceramah di Atas Mimbar

2 Maret 2015   06:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:18 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1425225925660466006

[caption id="attachment_371077" align="aligncenter" width="448" caption="Diklat Kepemimpinan, Pelatihan Jurnalistik dan ICT 2015 di Padang 28 Februari - 1 Maret 2015"][/caption]

Ustad tidak melulu cuma berdakwah di atas mimbar. Dalam menyikapi pesatnya era teknologi informasi saat ini, berdakwah tidak cuma dapat dilakukan di masjid-masjid tapi bahkan lewat media sosial yang sudah menjadi kebutuhan saat ini.

Menurut Prasetyo Sunaryo, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), di era teknologi informasi seperti saat sekarang ini, masyarakat tidak hanya dapat melihat peristiwa yang terjadi di sekitarnya tetapi juga dapat menyebarluaskannya. budaya dan kearifan lokal menjadi hal yang menarik untuk disebarluaskan untuk memperkuat kembali rasa nasionalisme yang sudah mulai pudar.

Hal itu disampaikan Prasetyo dalam acara Diklat Kepemimpinan, Pelatihan Jurnalistik dan ICT 2015 DPW LDII Provinsi Sumatera Barat yang bertajuk "Wujudkan Sumber Daya Manusia Yang Memiliki Jiwa Kepemimpinan, Keterampilan Interpersonal, Berorientasi Tujuan Dan Religius.", yang digelar pada pada Minggu (1/3/2015). Acara ini diikuti oleh 100 peserta yang merupakan perwakilan dari masing-masing DPD LDII Kabupaten/Kota Se-Sumatera Barat.

Dalam pemaparannya Prasetyo menjelaskan untuk menciptakan perubahan, seorang pemimpin harus memiliki "creative leadership" sehingga Ia mampu menghadapi pelbagai permasalahan yang dihadapinya dan mampu mencari solusi dari permasalahan tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan mencari kekuatan apa yang kita miliki sehingga kekuatan itulah yang perlu diasah, ibarat pisau yang tumpul yang apabila sering diasah kemudian dipergunakan maka ia dapat berfungsi sesuai kehendak pemiliknya, tambah Prasetyo.

Menurut Hendra Irwan Rahim, Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat yang juga turut hadir dalam acara tersebut memaparkan kalau dapat Ustad-ustad LDII yang telah mengikuti pelatihan ini diberikan kartu pers oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), supaya setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan ini pemikiran-pemikiran warga LDII dapat disebarluaskan kepada masyarakat sehingga dapat menjadi rekomendasi-rekomendasi dalam menyikapi berbagai persoalan yang menimpa bangsa ini.

Dalam menulis sebuah berita, awalnya mungkin sulit terutama bagi orang yang tidak biasa menulis, namun dengan terus berlatih maka lama kelamaan tulisan itu akan semakin baik, hal ini disampaikan oleh Eko Yanache Edrie, Sekretaris PWI Sumbar yang juga merupakan pemateri dalam diklat ini. Ia menambahkan, dalam menulis berita harus meliputi unsur 5W + 1H (What (apa), Where (dimana, When (Kapan), Who (Siapa), Why (mengapa) dan How (Bagaimana)).

Hal serupa juga disampaikan oleh Ludhy Cahyana, Koordinator KIM (Komunikasi, Informasi dan Mass Media) DPP LDII, Ia menyampaikan bahwa tulisan yang baik itu adalah tulisan yang dapat menginsiprasi orang lain. Hali ini ditentukan oleh judul tulisan, ketika judulnya menarik untuk dibaca, maka orang akan penasaran untuk terus membacanya.

Lebih jauh lagi, Ludhy menginspirasi peserta bahwa jangan menyerah untuk tetap menulis, meskipun terasa sulit di awalnya, tapi jikalau kita terus berlatih bukan tidak mungkin tulisan kita dapat lebih baik dari sebelumnya. Ustad pun tidak cuma dapat menyiarkan dakwahnya diatas mimbar, bukan tidak mungkin lewat tulisannya, bukan tidak mungkin, bukan?(SA)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun