Pada masa itu, perkembangan Islam di Kairo mulai berkembang pesat. Kairo saat itu berada di bawah pimpinan Abu Mansur Nizar al Aziz (975-996). Di bawah pimpinannya, Kairo mampu bersaing dengan berbagai dinasti dari daerah lain yaitu dinasti umayyah. Seperti hal nya dinasti abbasiyah bersaing dengan dinasti Umayyah dalam hal membangun istana dan masjid. Masjid yang dibangun oleh dinasti abbasiyah adalah masjid samarra. Selain itu, masjid yang dibangun oleh dinasti Umayyah yaitu Masjid Cordoba. Terakhir, masjid yang dibangun oleh dinasti Fatimiyah yaitu Masjid Al-azhar.
5. Berkembangnya tokoh-tokoh ilmu pengetahuan dan sastra
Pada masa dinasti Fatimiyyah, terdapat sebuah bangunan istana yang saat itu menjadi perpustakaan terbesar yang dikenal sebagai Darul Ulum. Di tempat tersebut, lahirlah berbagai cendekiawan muslim, diantaranya adalah Muhammad Al-Tamimi (ahli fisika dan matematika), Al-Kini ( sejarah dan filsafat), sampai Al-Nu’man (ahli hukum dan menjabat sebagai hakim). Pada masa itu, ilmu pengetahuan sangatlah berkembang pesat.  Hal ini juga terjadi lantaran banyaknya penerjamahan dan penerbitan yang berasal dari bahasa asing. Dimulai dari bahasa Persia, Yunani dan India. Dari hal tersebut, kemudian banyak sekali bermunculan tokoh-tokoh ilmu pengetahuan dan sastra di Kairo. Ini juga disebabkan oleh perkembangan peradaban Islam di Mesir.
Referensi :
Kompas.com (2020, 24 Mei ). Masjid Tertua di Mesir, Awalnya Terbuat dari Pohon Palem.
Republika.co.id. (2017, 26 Desember). Maha Karya Arsitektur Masjid Barquq di Jantung Kota Kairo.
Republika.co.id. (2020, 15 Januari ). Sejarah Kairo Sebagai Titik Penting Peradaban Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H