Mohon tunggu...
Money

Bangsa Indonesia Harus “Merdeka” dari Barang Impor

29 Agustus 2015   07:42 Diperbarui: 29 Agustus 2015   07:42 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

 

Berbicara mengenai impor selalu ada hal menarik. Bagaimana tidak, menurut mereka yang gemar dengan barang-barang import bahwa barang import memiliki kualitas dan harga yang jauh lebih baik dari produk lokal. Benarkah demikian? Apakah karya anak-anak bangsa tidak mampu bersaing dengan dunia internasional? Apakah hasil karya, cipta, karsa bangsa Indonesia hanya menjadi lelucon dan penggembira di dunia internasional? Apabila ditanya seperti itu, maka secara kompak kita akan menjawab tidak. Terutama saat milik Bangsa Indonesia di hina, ditertawakan dan atau bahkan dicuri oleh bangsa lain. Rasa Nasionalisme kita dengan segera muncul, membara, bagaikan singa yang lapar. Dari berbagai pelosok negeri menyerukan satu sikap, yaitu perang! Akan tetapi, sayangnya hal itu tidak selaras dengan tindakan dan aktivitas masyarakat sehari-hari. Bahkan setiap harinya, setiap waktu masyarakat sangat gemar menggunakan produk-produk import. Mulai dari makanan, minuman, pakaian, musik/ lagu, film bahkan menyukai ideologi bangsa lain.

Fenomena menyedihkan tersebut dapat kita lihat diseluruh pelosok negeri, baik di kota dan di desa. Masyarakat sangat gemar makan, minum dan mengenakan pakaian hasil produk import. Anak-anak hingga dewasa sangat gemar menonton film dan musik (lagu) luar negeri dibandingkan lagu dan film dalam negeri. Bahkan karena kerap diputar sepanjang hari, banyak pemuda pemudi Indonesia yang tidak tahu seperti apa lagu daerahnya, lagu kebangsaannya, pakaian daerahnya dan mungkin saja tidak paham apa itu ideologi bangsa Indonesia. Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan, ketika segala produk import telah menjamur hingga pelosok negeri, mengarahkan masyarakat Indonesia lebih cinta produk impor dibandingkan milik bangsanya sendiri. Apabila hal ini terus dibiarkan demikian, maka dapat dipastikan bangsa Indonesia akan kehilangan identitasnya, kepribadiannya dan kehilangan jati dirinya. Bangsa yang tidak memiliki jadi diri sama halnya dengan bangsa yang telah mati.

Terkait dengan hal tersebut, sebelum terlambat, sebelum bangsa ini menjadi “kacung” di negaranya sendiri, masyarakat Indonesia harus kembali kepada jati diri bangsanya, mencintai produk dalam negerinya dan menyaring masuknya produk import yang mampu mengancam keberlangsungan bangsa Indonesia. Untuk itu, masyarakat Indonesia harus kembali kepada identitas bangsanya, yaitu Pancasila. Hal ini disebabkan karena Pancasila sebagai dasar negara berfungsi sebagai dasar filosofis untuk menata dan mengatur penyelenggaraan negara. Hal tersebut dapat dijabarkan bahwa Pancasila sebagai dasar negara berarti Pancasila dijadikan dasar dalam penyelenggaran negara, Pancasila dijadikan dasar dalam pengaturan dan sistem pemerintahan negara, Pancasila merupakan sumber hukum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai pedoman masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mengacu hal tersebut, kiranya konsep revolusi mental yang digaungkan oleh Presiden Joko Widodo merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan. Masyarakat Indonesia harus terbebas dari segala jenis perbudakan yang mengatasnamakan globalisasi dan modernisasi. Masyarakat Indonesia harus mampu menjadikan produk bangsanya sebagai kebanggaan dunia. Untuk itu, dan juga terkait konsep revolusi mental yang digaungkan oleh Presiden Joko Widodo tersebut, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan agar dapat terbebas dari jebakan produk Import, diantaranya adalah :

  1. Masyarakat Indonesia harus mencintai produk dalam negerinya sendiri

Sebagai bahan renungan, ketergantungan lagu barat tentu tidak lah dapat dikatakan modern dan mencintai lagu-lagu daerah tentu tidak juga dapat dikatakan kampungan. Apabila kita perhatikan tentang bagaimana film Jepang, film Cina dan atau film India dapat mendunia, disukai oleh berbagai kelompok masyarakat di seluruh dunia? Film-film tersebut tentu tidak akan dapat Go Internasional ketika warga masyarakatnya tidak mencintai hasil karyanya sendiri, mencintai produk bangsanya sendiri. Akan tetapi justru karena mereka sangat mencintai bangsanya, maka segala jenis produk negaranya mampu menembus pasar dunia. Seperti kata pepatah “karena aku mencintaimu, maka akan ku jaga dan ku rawat kau selalu”. Untuk itu, Inovasi dan pengembangkan rasa cinta terhadap kebudayaan daerah menjadi hal yang mutlak dilakukan agar kemudayaan daerah tidak ditinggalkan dan hilang digerus produk import yang semakin meraja lela.

  1. Pemerintah harus mengkaji ulang dan bila perlu merevisi segala peraturan perundang-undangan yang tidak sesuai dengan pancasila dan cita-cita bangsa Indonesia

Sebagaimana telah digambarkan di atas bahwa pancasila adalah pedoman dan falsafah hidup bangsa Indonesia, sumber dari segala sumber hukum yang mengatur tentang sendi-sendi kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk itu, upaya yang perlu dilakukan agar masyarakat dapat terbebas dari produk impor adalah dengan cara mengatur ulang segala peraturan perundang-undangan yang terkait tentang masuknya produk import di Indonesia seperti :

  1. Produk barang-barang jadi, seperti kosmetik, kendaraan, pakaian dan lainnya
  2. Produk kesenian, seperti lagu-lagu dan industri perfilman

Mengacu hal di atas kiranya pemerintah dipandang perlu membuat suatu kebijakan khusus yang dapat memaksa setiap warga negara indonesia mencintai produk-produk dalam negeri. Hal ini terutama agar masyarakat dapat mengenal, memahami dan mencintai nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila. Untuk itu, kebijakan tersebut dapat dilakukan dengan cara meminta kepada berbagai industri perfilman membuat film-film atau program (siaran televisi) yang terkait dengan pengenalan dan peningkatan nilai-nilai dasar pancasila. Pemerintah pun perlu melakukan intervensi pendidikan dimana seluruh proses pendidikan di Indonesia mengenalkan dan mengeksplore pancasila sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian diharapkan seluruh masyarakat Indonesia dapat semakin perhatian dan mencintai nilai-nilai dasar pancasila agar mereka tidak kehilangan arah dan jati diri bangsanya sendiri. Amin

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun