Kami menyaksikan banyak mata b
yang terkatup-katup di antara
remang redup keramaian
Ibu Kota.
Seperti biasa. Perayaan tahun baru pun
bubar begitu saja.
Tahun demi tahun terompet dan
kalender semakin sedikit terbeli.
Sama halnya seperti nasib Kami
yang semakin banyak tak peduli.
Monumen-monumen kesedihan pun
pada akhirnya berubah menjadi Â
monumen-monumen kegembiraan.
Di atas langit Ibu Kota Kami hanya
bisa berdoa agar kembang api menjadi puisi yang
menyalakan ingatan. Semoga.
Dari Kami para mayat yang hilang dan
hangus terbakar di malam kerusuhan.
Jakarta, Januari 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H