Mohon tunggu...
Salamuddin Uwar
Salamuddin Uwar Mohon Tunggu... Guru - Penikmat Air Putih

Menjadi pengajar di pelosok timur Indonesia, sambil sesekali menikmati bacaan tentang Hukum, HAM, Demokrasi, Sosial Budaya, Bahasa, Sejarah, dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Kesadaran Kebhinekaan Melalui Pendidikan Pancasila di Sekolah

31 Maret 2024   09:38 Diperbarui: 31 Maret 2024   09:42 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia adalah negara majemuk yang terbentuk dari berbagai latar belakang suku, agama, ras, dan antargolongan yang berbeda. Kondisi keberagaman inilah yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat toleransi paling tinggi di dunia. Kenyataan tersebut tidak bisa terlepas dari fondasi yang telah dibangun oleh para pendiri negara melalui falsafah Bhineka Tunggal Ika.

 Kebhinekaan kita adalah sebuah keniscayaan yang harus dihadapi oleh seluruh komponen anak bangsa, karena kebhinekaan itulah maka bangsa dan negara ini terbentuk. Indonesia tidak akan pernah menjadi sebuah bangsa dan negara yang berdaulat, jika setiap perbedaan diperhadapkan antara satu dengan yang lain.

Sejak awal para pendiri negara sungguh sangat sadar terhadap berbagai kenyataan sosial tersebut, sehingga mereka tidak mencoba mempertentangkan, apalagi memaksakan kehendak atas berbagai keberagaman yang ada. Mereka justru mengakomodir segala bentuk perbedaan itu, dan menjadikannya sebagai sebuah kekuatan yang besar, demi terbentuknya sebuah bangsa dan negara yang bernama Indonesia.

Akan tetapi dalam perjalanan panjang bangsa ini, kondisi kehidupan sosial masyarakat mulai terusik dengan munculnya berbagai konflik sosial mengatasnamakan suku, agama, ras, dan antargolongan. Sejak tumbangnya rezim kekuasaan Orde Baru, berbagai konflik sosial mulai bermunculan di permukaan, seakan konflik-konflik sosial tersebut menemukan momen yang tepat untuk tumbuh dan berkembang di tengah kehidupan sosial bangsa ini. Bahkan, berbagai konflik sosial tersebut terkesan di pelihara oleh kelompok-kelompok yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa yang sudah tercipta sejak lama.

Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai konflik sosial tersebut telah menemukan arena pertarungan yang lebih liar dan luas, tanpa mengenal waktu dan tempat. Saat ini, Media sosial menjadi arena tanpa batas untuk mengekspresikan ketidaksukaan, bahkan kebencian terhadap sesama anak bangsa. 

Berbagai isu dimunculkan dan "digoreng" hanya demi menghabisi pribadi atau kelompok lain yang tidak sejalan. Kondisi ini, tentu saja tidak bisa terlepas dari kesadaran warganegara dalam menghadapi berbagai perbedaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perbedaan-perbedaan tersebut, tentu saja sebuah kenyataan yang harus dihadapi dan diterima oleh semua anak bangsa, tanpa harus membenturkan berbagai perbedaan tersebut dalam kehidupan sosial.

Pentingnya Kesadaran Kebhinekaan 

Saat ini, proses pembentukan kesadaran kebhinekaan kita menjadi sangat penting dan mendesak, mengingat kondisi kehidupan sosial bangsa ini sudah ada pada level yang sangat mengkhawatirkan. Munculnya berbagai konflik sosial yang mengatasnamakan agama, suku, ras, dan antargolongan, ini mengindikasikan bahwa kesadaran tentang kebhinekaan mulai pudar dan tidak lagi mendapat tempat yang layak dalam jiwa generasi penerus bangsa. 

Untuk itu, perlu membentuk kesadaran tentang pentingnya kebhinekaan bangsa ini, sehingga generasi penerus bangsa siap menerima dan mengelola kebhinekaan menjadi sebuah kekuatan demi mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

Sejalan dengan itu, maka secara sederhana pola penerimaan dan upaya pengelolaan akan kebhinekaan dapat di kategorikan menjadi dua pola, yaitu inklusif dan eksklusif. Pada pola inklusif, penerimaan dan pengelolaan kebhinekaan tampak menjadi sederhana, karena menerima perbedaan menjadi bagian dari nilai-nilai dasar yang dioperasionalisasikan dalam tindakan dan perilaku sehari-hari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun