Mohon tunggu...
Nursiti Salamah
Nursiti Salamah Mohon Tunggu... Mahasiswa - tenaga pendidik masyarakat, pemerhati remaja dan masyarakat

mahasiswa pendidikan masyarakat UPI 20' | part of @aksamala.id | jasad boleh mati lekang zaman, tapi tulisan harus tetap abadi sampai akhir zaman.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Layanan Daycare: Worth It Gak Ya Untuk Para Workmommy?

17 Desember 2021   21:45 Diperbarui: 17 Desember 2021   21:45 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Layanan DayCare hadir seiring kemajuan zaman, menghadapi dan mengakomodasi pola hidup yang dinamis. Opsi pemenuhan kebutuhan pengasuhan basis full day, yang di gadang-gadang cukup membantu para work mommy atau para ibu yang seharian bekerja dalam menuntaskan tugas nya selama jam kerja. Layanan ini hadir menjadi salah satu buah dari fenomena peran ganda para ibu, membantu kebutuhan pengasuhan atau penitipan anak yang mana menarik nya berbasis pembelajaran. Menitipkan sang anak kepada neneknya / bibi/ saudara lain memberikan pola asuh yang tidak dapat kita control, dan menjadikan tanggung jawab ibu sering kali menjadi bahasan permasalahan yang tidak berujung. Untuk itu bahasan layanan DayCare ini sangat menarik. Melihat Digadang-gadang  memiliki nilai plus dan cukup worth it bagi para ibu untuk tenang bekerja,tanpa meninggalkan pola asuh pada sang anak. apakah iya? Mari kita bahas.

Di lansir dari Hikmah (2014) day care yakni bukan layanan semata-mata tempat penitipan anak, namun juga menyediakan sarana atau fasilitas serta program-program yang disusun sedemikian rupa sehingga mendukung anak bereksplorasi dengan aman. Perserikatan Bangsa-Bangsa (1990) daycare adalah sarana pengasuhan anak dalam kelompok, biasanya dilaksanakan pada saat jam kerja. Singkat nya jadi DayCare ini yakni layanan penitipan dengan pengakomodasian yang lebih terhadap proses perkembangan dan pembelajaran sang anak. Dalam hal ini, pengertian daycare hanya sebagai pelengkap terhadap asuhan orang tua dan bukan sebagai pengganti asuhan orang tua (Sari, 2019)

Layanan ini secara tidak langsung menjadi sarana atau tempat pembelajaran di sector nonformal, pra sekolah. Terdapat didalamnya proses pola asuh, tutor sebaya, dan pembelajaran terkait sosial emosional. Isi kegiatanya pun tidak jauh beda dengan kegiatan pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hal yang membedakannya hanya soal batas waktu pelaksanaan  pembelajarannya. Ragamnya usia sang anak yang dititipkan bukan menjadi halangan untul layanan ini tetap melaksanakan kegiatan meaningful sebagai sarana pembelajaran. Singkatnya dari kegiatan sederhana dimunculkan di layanan ini menjadi pembelajaran bermakna bagi sang anak. Pastinya pola pembelajaran bagi anak usai dini bahkan balita dan batita ini melalui sarana bermain atau bermain sambal belajar. Krasnor dan Pepler  (dalam Sari, 2019 ) Bermain sambil belajar merupakan kegiatan yang didefinisikan sebagai bermain, kita harus mengamati partisipasi sukarela, kesenangan, motivasi intrinsik, kepura-puraan dan fokus pada proses atas produk.

Sebelum menilik ke-worth it-an layanan Daycare  bagi para mommy. Perlu kita telisik dulu daycare dari sisi dasar menilai kualitas, dari Sari (2019) terdapat bahasan tempat penitipan anak yang berkualitas dapat dilihat dari beberapa indikator yang membentuk kebutuhan dasar dari tempat penitipan anak diuraikan sebagai berikut: jumlah anak dan tenaga pengasuh akan menentukan kualitas pelayanan terhadap anak usia dini di tempat penitipan anak. Selanjutnya terdapat juga pengaruh dari tempat penyelenggara penitipan anak terhadap perkembangan anak dimana harus terdapat layanan kesejahteraan untuk anak, salah satu dari banyaknya lembaga kesejahteraan yang dirancang untuk membantu mencapai tujuan masyarakat untuk menyediakan semua anak terbaik kondisi yang memungkinkan. Menjadikan opsi bagi para orang tua/ workmommy untuk memilih layanan daycare yang cocok dengan pola asuh yang di adopsi.

Selanjutnya terkait fungsi, dari Egelund (dalam Sari, 2019) menyatakan fungsi lembaga-lembaga ini yakni bertindak sebagai wali untuk memastikan bahwa hak-hak anak sebagai individu dan warga yang aman menjaga dan menetapkan norma-norma. Menjadi hightlight terkait memberikan layanan kesejahteraan anak adalah bidang yang menghasilkan dan menggunakan pengetahuan. Jadi memang layanan ini erat dengan sector pengajaran nonformal.

Urgensi dari layanan ini sebenarnya ini hadir sebagai solusi optional dalam mengakomodasi kebutuhan perkembangan zaman. Namun dengan adanya layanan penitipan anak berbasis perkembangan anak menjadi hal yang bernilai lebih karena ibu bisa tenang dan diwakilkan peran dalam mendampingi pembelajaran pra sekolah sang anak. Jadi bisa dibilang worth it dan helpful layanan daycare ini dalam mengakomodasi pengasuhan sang anak selama sang ibu berhalangan karena jadwal kerja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun