Mohon tunggu...
Har Moko
Har Moko Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Demokrasi Indonesia di Mata Mahasiswa

4 Agustus 2017   17:56 Diperbarui: 4 Agustus 2017   18:10 4240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Harmoko

(Ketua Umum KAMMI UNRAM)

"Jika anda bersikap netral pada situasi ketidakadilan, maka sesungguhnya anda sudah berpihak pada penindasan" (Desmond Tutu )

            Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki keunikan tersendiri, terdiri dari ribuan pulau dengan kekayaan alamnya yang melimpah ruah, jumlah penduduk yang sangat besar dengan keragaman suku bangsanya, iklim dan cuaca yang mendukung dengan letak geografis dan geostrategisnya. Begitulah Indonesia ( Rijalul Imam ).

Para pendiri bangsa Indonesia telah sepakat bahwa ideologi bangsa Indonesia adalah Pancasila, Bhineka tunggal ika, dan UUD 1945. Ketika bangsa Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Demokrasi di Indonesia sudah menjadi sistem dalam menjalankan roda kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Sehingga sistem kehidupan yang dijalankan oleh rakyat Indonesia adalah sistem demokrasi yang rakyat dan pemerintah tidak ada batasan dan sekat dalam membangun Indonesia yang lebih baik.

Indonesia merupakan Negara yang menganut sistem demokrasi. Namun akhir-akhir ini, ada tiga kejadian yang mencederai nilai-nilai demokrasi bahkan dilakukan oleh oknum yang harusnya menjaga serta menanamkan demokrasi itu dalam tatanan kehidupan kita. Kampus menjadi angkuh dan antikritik, dengan kasus yang menimpa kawan-kawan mahasiswa UNRAM, UNNES dan UNSRI.

Pekan lalu, Mohamad Adib selaku Prisiden Mahasiswa Unnes menyampaikan aspirasi berupa pemberian penghargaan kepada Menristekdikti yang berujung pemanggilan Mohamad Adib, ke polrestabes semarang. Belum selesai sampai disitu. Tindakan represif pihak rektorat kampus juga diterima oleh  mahasiswa Universitas Sriwijaya. Rector Unsri menonaktifkan Rahmat Farizal (Presma Unsri), Aditia arief laksana (Ketua Umum KAMMI Unsri ), ones sinus ( Ketua Umum GMNI Unsri ) dan Lalu Onang Prataman mendapatkan panggilan dari birokrasi kampus UNRAM terkait dengan tulisan tentang  "foto copy KTP Itu mau diapain" Harmoko, Khairil Basri Mendapatkan tindakan represif dari Satpam Kampus UNRAM ketika mengawal Sekjen BEM UNRAM Lalu Onang Pratama yang pada saat itu ada di dalam ruangan pak rector UNRAM, Rektor UNRAM meminta klarifikasi terkait tulisan Lalu Onang Pratama tentang Foto copy KTP itu mau diapain.

Hari ini sejarah menjadi saksi bahwa ada beberapa kampus di Indonesia yang menyampaikan aspirasi mahasiswa kepada birokrasi di kampus, salah satu kampus di Indonesia yaitu,  Universitas Sriwijaya tumpah ruah memenuhi jalanan kampus. berbaris maju dengan damai, datang menemui pimpinan Universitas hanya untuk menyuarakan aspirasi mengenai UKT dan penolakan status 3 orang mahasiswa.

Demokrasi di Indonesia telah mati, mahasiswa yang menyampaikan aspirasi kepada birokrasi kampus di bungkam dengan berbagai perlawanan yang sangat keras yang di dapatkan oleh mahasiswa ketika menyampaikan aspirasi mahasiswa. Pada hal ketika siapa pun warga Negara Indonesia yang menyampaikan aspirasi di depan umum. Negara melindungi dan menjamin keamanan rakyat menyampaikan aspirasi. Jelas dalam UUD 1945 Pasal 28 menyatakan kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan. Maka ketika ada oknum Kampus di seluruh Indonesia melarang mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi dan membungkam gerakan mahasiswa maka oknum kampus itu telah melanggar UU tentang demokrasi tersebut.

Pandangan saya  tentang demokrasi di Indonesia khususnya demokrasi di dunia kampus sudah dikebiri oleh pemerintah karna masih banyak hal-hal yang tidak mencerminkan nilai demokrasi. Menjadi tanggung jawab saya sebagai mahasiswa kaum intelektual yang terdidik di dunia kampus tapi ketika saya melihat bahwa ada hal-hal yang tidak sepantanya dilakukan oleh oknum kampus yang telah mencederai demokrasi kampus dalam hal melarang dan membungkam mahasiswa untuk  menyampaikan aspirasi mahasiswa.

Mahasiswa menjadi salah satu komponen penting dalam pembangunan bangsa Indonesia dan mahasiswa menjadi bagian komponen penting dalam mencerdaskan masyarakat dalam memahami arti dari demokrasi itu sendiri sehingga masyarakat mengerti dan memahami bahwa demokrasi di Indonesia harus di rawat dengan baik agar tidak ada indikasi yang dapat mencederai demokrasi itu sendiri. Saya sebagai mahasiswa sangat berharap bahwa demokrasi kampus di seluruh Indonesia harus dewasa dalam menjalankan demokrasi di kampus dan akan banyak dinamika di kampus yang kemudian membutuhkan kedewasaan berdemokrasi di dunia kampus.

Tindakan represifitas terhadap mahasiswa yang dilakukan oleh oknum-oknum kampus di seluruh Indonesia khusus kampus UNRAM  yang berusaha untuk membungkan gerakan mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi, politik praktis di kampus harus segara di tindak lanjuti oknum-oknum yang melakukan politik praktis di kampus di seluruh Indonesia khusus Kampus UNRAM karna sudah mencederai nilai-nilai pendidikan dan menjatuhkan marwah perguruan tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun