Percikan air yang turun bersama hembusan angin membasahi semua peserta upacara yang hadir di lapangan madrasah di jalan Mahligai. Peci dan jilbab peserta seperti disemprot oleh sprai, terlihat bintik-bintik basah yang kian lama, kian terlihat. Tidak diguyur, tapi tetesan yang jatuh membuat basah lapangan yang beroles cat warna hijau. Tempat itu lapangan basket, volly, putsal, atau bisa juga untuk olahraga lainnya.Â
Peserta upacara peringatan hari guru yang diselenggarakan oleh Kantor Kementerian Agama Kota Banjarmasin dan memakai tempat di halaman Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 Kota Banjarmasin, ternyata punya semangat yang luar biasa mengikuti upacara peringatan hari Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Para Peserta Didik sejak awal memang sudah siap, guru madrasah, Â pengawas dan juga pejabat Struktural juga punya semangat yang tidak kalah dengan mereka.
Hari itu Senin 25 November 2024, acara demi acara berjalan lancar. Di saat pembacaan teks Pembukaan UUD 1945,   volume percikan air mengencang tapi acara tetap lanjut ke penyampaian amanat Menteri Agama Republik Indonesia yang dibacakan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Banjarmasin, H. Saipudin, S.Ag., M.Pd.I. Seperti tak ada apa-apa,  layaknya kondisi normal, H. Saipudin terus lanjut membacakan teks amanat sampai selesai. Peci beliau sudah terlihat basah,  sebagian peserta sudah ada yang bergeser,  bukan keluar lapangan,  tapi mundur beberapa langkah menghindari banturan yang curah air di situ lebih deras.Acara selesai,  peserta ternyata tetap tegar. Tetesan air hujan tak mampu menggoyahkan peserta upacara. Mereka sebenarnya ada yang tidak tahan kena air hujan,  tapi semangat hari guru mampu  mengokohkan tempat berdiri mereka. Tak bergeser tempat berdiri,  walau peci atau jilbab bahkan juga batik PGRI mereka terlihat sudah lengket dengan tubuh, artinya air sudah merata membasi tubuh.
Semoga mereka yang telah berkorban untuk peringatan Hari Guru di Tahun ini tetap sehat,  meski air hujan sempat membasahi tubuh mereka.  Mereka layak disebut pejuang,  bukan hanya pejuang tanpa tanda jasa tapi pejuang yang tidak mundur oleh percikan air. Mereka sadar percikan air bukankah percikan noda. Percikan yang sesungguhnya adalah percikan arus dampak negatif teknologi yang saat ini mereka berjuang untuk membendungnya.  Selamat  Hari Guru, semoga tetap Ikhlas membimbing generasi bangsa menuju Indonesia Emas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI