Mohon tunggu...
Saladdin Hanif
Saladdin Hanif Mohon Tunggu... karyawan swasta -

The simple minded person that always happy all day long. ha..ha..ha...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Negeri Para Pahlawan

10 November 2014   22:16 Diperbarui: 18 November 2016   16:38 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saudara-saudara ku sebangsa dan setanah air.


Kemana perginya patriotime itu?

Dimana orang merasa wajar mengambil sesuatu yang bukan hak nya.

Ketika orang tertawa dan bangga saat mengambil keuntungan yang tidak wajar dari saudaranya sendiri.

Saat setiap orang berkata bahwa mereka berjuang untuk kepentingan rakyat, namun  setiap pribadi merasa berhak atas bagiannya masing-masing.

Armada persenjataan kita ketinggalan, tank tempur kita kalah hebat, kapal-kapal perang kita tak mampu menandingi, dan pesawat tempur kita tak mampu mengejar.

Radar-radar kita tak mampu mendeteksi setiap musuh mengincar.

Dimana harga diri bangsa kita berada pada titik nadir.


Namun ada suatu hari dimana para penjajah, dan kaum imperialis akan untuk selamanya akan terus mengingat.

Hari itu, dengan teriak komando, Allahu Akbar!,.. Merdeka…!!! dan pekik semangat juang tanpa menyerah, puluhan ribu manusia menyerbu para penjajah dan imperialis.

Hari itu puluhan tank, pesawat tempur dan kapal perang tercanggih di jamannya tidak mampu membendung semangat manusia untuk merdeka.

Hari itu, 10 November 1945, semangat juang, kejujuran dan kebenaran berkumpul menjadi satu untuk menjungkalkan keangkuhan dan kesombongan.


Percayalah, semangat juang itu masih ada, di binaran mata para anak-anak yang berjalan menembus hutan dan sungai untuk mengenyam pendidikan di setiap harinya.

Di harapan setiap Ibu yang mengulang-ulang bacaan al fatihah anaknya, agar sang anak dapat hafal mukodimmah Al Qur an tersebut dari ibunda nya.

Di semangat para buruh yang menembus padatnya manusia di stasiun dan KRL demi dapat sampai di pabrik untuk memenuhi nafkah keluarganya.

Negeri ini masih ada untuk mereka, pada kemauan para pedagang yang mengecek kembali timbangannya, untuk memastikan pembelinya mendapatkan timbangan yang sesuai.

Bagi kemauan para nelayan yang berangkat lebih awal, dan berlayar lebih jauh untuk berjuang mendapatkan tangkapan lebih banyak.

Untuk pada petani yang menancapkan cangkul besi nya ke muka bumi dengan kerasnya untuk mendapatkan hasil tani terbaik.

Kepada para tentara yang ikhlas berjaga di perbatasan dan seluruh pelosok negeri.

Bagi semua para pejuang yang terus berjuang untuk kebenaran, keadilan dan kejujuran, teruslah berjuang dan para pahlawan akan terus tumbuh di negeri ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun