Kesetaraan gender di era Kartini dipelopori oleh Raden Ajeng Kartini sejak tahun 1908. Perjuangan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, khususnya dalam bidang pendidikan, dimulai oleh Kartini sebagai wujud perlawanan atas ketidakadilan terhadap kaum perempuan pada masa itu. Kartini menilai pendidikan wanita sebagai madrasah pertama bagi generasi muda, menyukai kemajuan, dan menganggap pentingnya pendidikan budi pekerti.
Perjuangan Kartini adalah perjuangan bangsa Indonesia sepanjang masa, termasuk hari ini. Idealisme Kartini tentang kesetaraan gender menentang praktik-praktik yang syarat akan disparitas gender dan patriarkisme yang melekat pada konsep kesetaraan gender. Kesetaraan gender yang diperjuangkan Kartini adalah perjuangan bangsa Indonesia selama masa, termasuk hari ini.
Tetapi, kesetaraan gender belum sepenuhnya tercapai di Indonesia, tetapi juga tidak berarti belum ada proses untuk mencapainya. Kesetaraan gender yang dahulu diperjuangkan Kartini sudah tercapai di Indonesia, tapi juga tidak berarti budaya patriarki sudah terhapus dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Perlu diakui bahwa kesetaraan gender belum sepenuhnya tercapai di Indonesia, tapi juga tidak berarti belum ada proses untuk mencapainya. Cita-cita kesetaraan gender tentu relevan dengan penghapusan budaya patriarki yang mengekang dan konservatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H