Mohon tunggu...
Salim Rahmatullah
Salim Rahmatullah Mohon Tunggu... Freelancer - Scholarship Hunter

Scholarship Hunter I Soc-Environment Campaigner I HIMMAH NW I Blogger I Traveller and so on.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Hasrat ke Festival Kopi Gubuk 2019, Justru Singgah di Danau Biru

30 September 2019   10:10 Diperbarui: 30 September 2019   11:07 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stan- stan penjaja kopi sudah tak lengkap, hanya ada pedagang kopi sachet, kafi dengan aneka makanan ringan dan nasi bungkus, berdiri dengan stan seadanya di luar stan utama. Parkiran tampak riuh dengan sepeda motor, seriuh para pengunjung, duduk kemana arah memandang. Panggung tampak mati, menyambut kedatanganku di saat waktu istirahat Festival Kopi Gubung 2019, di Hortypark, Batukliang Utara, Lombok Tengah. Beruntung...ada danau biru

Sebagai penikmat kopi, mendengar kabar berlangsungnya festival kopi, tentu sangat menggembirakan hati. Kegembiraan itu yang membawaku memacu motor bebek menuju Lombok Tengah, tempat digelarnya Festival Kopi Gubuk 2019

Kabar asiknya acara ini sedari sabtu kemarin telah  meramaikan salah satu grup whatsappku. Acara ini memang digelar dua hari, 28-29 September.

Kedatanganku di hari terakhir, pada waktu yang terbatas, tentu mengurangi kemeriahan acara ini bagiku, karena tidak merasakan sejak awal acara ini dimulai. Yaa... hasrat, namanya hasrat menarikku untuk segera datang. 

Sayangnya, tempat yang aku tuju tak jua ketemu. Beberapa kali aku mondar- mandir di Jalan Raya Aik Bukak. Bermodalkan google maps, aku mencoba melihat secara rinci. Sempat masuk ke daerah jalanan sempit berdebu, dengan suasana hutan, aku jadi meragu. 

Balik lagi, dan melihat navigasi lebih rinci. Pada akhirnya, aku harus meyakinkan diri memasuki daerah itu kembali, dan ternyata tak seseram pikiran yang muncul, karena di balik hutan, nampak rumah- rumah warga berjejeran, lalu menemukan jalan aspal yang cocok dengan motor maticku.

Perjalanan kutempuh lumayan, geberan demi geberan gas belum juga cukup, hingga pada satu titik, di mana aspal jalanan ini terputus, di situlah terlihat keramaian acara. 

Segera aku memarkir motor dan masuk ke arena, dan yang aku lihat stan- stan penjaja kopi sudah tak lengkap, hanya ada pedagang kopi sachet, kafi dengan aneka makanan ringan dan nasi bungkus, berdiri dengan stand seadanya di luar stan utama. 

Parkiran tampak riuh dengan sepeda motor, seriuh para pengunjung, duduk kemana arah memandang. Panggung tampak mati, menyambut kedatanganku di saat waktu istirahat Festival Kopi Gubung 2019, di Hortypark, Batukliang Utara, Lombok Tengah.

Ada rasa kecewa, karena acara sebentar lagi selesai. Beruntungnya, seorang teman yang tengah bersama keluarganya, mengajakku menyusuri Taman Horty lebih dalam, ada danau biru. Alam pikirku sudah bergelayut ke Telaga Biru yang ada di Lombok Timur, jangan- jangan bentuknya bakal seperti itu. 

Segera pikiran itu aku buyarkan, karena harus berkonsetrasi memacu motor urban di jalan berbatu nan berdebu plus pasir. Salah- salah dikit bisa jatuh dan merasakan sakit terkena batu kerikil.

Perjalanan ke Danau Biru terasa cukup jauh, karena pacuan motor yang harus pelan, aku lihat speedometer juga hanya berkisar 0- 15 km/jam. Duh...benar- benar harus pelan. Jalanan ini cocok sekali menggunakan motor trail dan Offroad. Bagiku hanya bisa berharap, jalanan ke Danau Biru segera diperhalus dengan aspal, agar wisatawan dapat dengan mudah mencapainya.

Lelah menyusuri jalanan ke Danau Biru ini terbayar, dengan pemandangan Danau Biru. Eits..sebelumnya parkir dulu dan mengambil tiket dengan hanya membayar 5000 rupiah saja, bisa dibayar waktu cabut dari tempat ini. 

Benar sekali pikiranku saat di jalan, danau biru ini tentu tidak sebesar dan seluas Danau Toba di Sumatera sana ya, lebih miripnya seperti telaga biru yang ada di Lombok Timur. Air Danau biru ini tidak berasal dari aliran sungai, ia langsung menjadi mata air yang keluar dan terkumpul di daerah berbentuk basin.

Paling asik ke Danau Biru saat sepi dan tidak ada yang mandi, di momen seperti itu pengunjung akan melihat danau ini dengan kebiruan. 

Karena kalau ada yang mandi, bisa menghilangkan kebiruannya. Usahakan cekrek foto sebelum mandi juga ya. Di sini sudah disediakan spot foto, berupa ayunan dengan tulisan danau biru. 

Ada juga ban karet dan perahu karet bagi yang ingin menikmati sensasi berada di tengah danau. Pengunjung juga bisa menguji nyali dengan melompat dari ketinggian, berupa pohon yang menjorok di atas danau. Untuk airnya seger banget. Tetapi harus hati- hati, karena ada lintah juga loh.

Oh ya, di sini juga ada warga yang menjajakan makanan ringan, kopi, mie, dan aneka ragam lainnya. Jadi santuyyy kalau untuk urusan perut.

Terakhir, ada saja yang membuat kecewa di setiap destinasi wisata secara umum di Indonesia. Kesadaran pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya. 

Kunjunganku kali ini, meski sudah disediakan tong sampah, selalu saja ada sampah- sampah plastik yang berserakan di sekitar area Danau Biru.

Usai cekrek- cekrek, aku pun balik ke lokasi acara Festival Kopi Gubuk 2019, meski belum mendapatkan kemeriahan sepenuhnya, setidaknya dapat mencicipi Kopi Asli dan pesona Danau Biru.

*tulisan ini dipublikasi juga di blog pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun