Menteri Luar Negeri Indonesia, Ibu Retno Marsudi, saat menjadi keynote speaker dalam acara kompasianival 2016, mengungkapkan bahwa hidupnya tidak pernah luput dari gadget; dalam ungkapannya dia menyebut bahwa saat mandi pun ia membawa gadget; waktu tidur ia sampai harus menaruh gadgetnya di sebelah kanan kepalanya.
Mungkin kita bertanya, kenapa? Kenapa Ibu Retno Marsudi tidak bisa meninggalkan gadgetnya? Jawabannya tidak lain adalah karena gadget sangat membantunya dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai seorang menteri luar negeri.
Menjadi seseorang yang dipercaya oleh negerinya, dimana ia dituntut melaksanakan pekerjaan yang terbilang membutuhkan konektivitas, dan informasi cepat. Tugasnya sebagai menteri luar negeri, tentunya butuh kepada informasi cepat mengenai berbagai hal yang menyangkut Indonesia, terlebih warga negara Indoensia yang tengah berada di luar negeri. Nah, dengan adanya gadget, bagi Retno Marsudi itu sangat membantu.
Ia tidak bisa meninggalkan gagdget, karena baginya berbagai informasi penting terkait Indonesia itu 24 jam.
Lebih jauh pada kesempatan itu, Retno Marsudi menyampaikan mau tidak mau kita harus menyesuaikan diri dengan gagdget; sebagaimana istilah yang dikenal saat ini bahwa ada namnya “digital diplomacy”, digital diplomacy adalah salah satu istilah yang disebutkan oleh tom flecther, seorang penasihat pemerintahan di Inggris, dalam bukunya naked diplomacy. Bahwa “para diplomat harus menyesuaikan cara kerja, mindset, dengan era digital yang revolusioner “ tom juga mengatakan “banyak dari kita melakukan kekeliruan di media sosial tapi permasalahan terbesar adalah apabila kita kita tidak ikut sosial media di dalam melakukan diplomasi.”Intinya kita juga harus ikut berdiplomasi dengan media sosial.
Adanya media sosial saat ini memang menuntut untuk dilakukan pengambilan kebijakan yang cepat terhadap suatu kasus. Tentunya dengan analisis yang baik pula, agar informasi yang disampaikan benar dan akurat. Karena itu, segala hal menyangkut diplomasi saat ini menurut Retno bersifat real time; hal yang sama dilakukan olehnya saat melakukan operasi pemulangan WNI dari Yaman. Semuanya dikordinir oleh Retno Marsudi menggunakan Gadget.
Karena itu dia mengungkapkan kecepatan harus dilakukan oleh seorang diplomat, dan adanya gadget sangat membantu. Kemudian Retno Marsudi menambahkan hal penting lainnya, bahwa nasionalisme adalah hal yang sangat perlu ditekankan warga negara Indonesia; dan para diplomat sendiri, hal pertama yang diajarkan adalah mengenai nasionalisme. Karena dengan nasionalisme, kita akan selalu bisa membela negara kita, ketika ada yang mengganggu. (3L)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H